Tiap-tiap bangunan yang ditinggali manusia selalu simpan kejadian menarik di belakangnya. Ada kejadian peristiwa pendirian, narasi haru, cinta, hingga sampai kejadian mistik yang seram yang memberikan warna lain dari kesibukan keseharian.
Kejadian yang paling akhir dikatakan, kejadian mistik, kerap dikabarkan beberapa media pers, baik bikin maupun electronic. Punyai bentuk ada yang serupa dongeng yang belum pasti validitasnya, ada yang digunakan jadi tempat tes nyali sampai diintip lewat kamera pengaman alias CCTV.
Kecuali jadi bahan siaran atau beberapa kabar, dunia mistik pula dekat sama tempat secara fakta. Rupanya beberapa basis tempat di Bandung pula simpan kejadian mistik berikut tindakan iseng banyak penghuni gaib itu.
Momen mistik berlangsung 1bulan lalu di Kantor Instansi Koran Tempo, Jalan Bengawan 7A. Kepala rumah tangga Koran Tempo instansi Bandung, Syahdan, bercerita pada Jumat pagi, ia dan staff yang lain namanya Soraya, udah ada di dalam kantor yang bangunannya dicat merah itu.
Belumlah ada siapa saja yang ada, terkecuali mereka berdua. Tidak lama di kantor, Syahdan dan Soraya pergi untuk mengelola tugas yang berada pada luar.
Waktu mereka pergi, lantas anyar ada Pimpinan Ruangan Koran Tempo Bandung, Eni Saeni. Seperti biasanya, Eni selekasnya masuk ke tempatnya yang berada pada front office dan tempat aliran, toilet, dapur dan musala. Wanita yang dekat disapa Teteh Eni ini selekasnya diribetkan dengan beberapa tugasnya dengan computer milik dia.
Di tengah tugasnya itu, Eni sesaat memandang Syahdan melintasi tempatnya dengan pakai setel serba putih. Nampaknya Syahdan ini sejalan status meja Eni langsung menghadap pintu yang bisa memandang secara terang orang yang lewat di depannya.
Dalam pemikiran Eni masa itu, dianya sendiri tengah bersiap-sedia untuk mengerjakan Sholat Jumat. Juga Eni sempat keluar tempat untuk menegaskan jika itu dianya sendiri. Syahdan nampak oleh Eni masuk toilet, musala dan rapi-rapi di dapur tiada sepatah kata. Eni juga tidak menyapanya, takut mengacau tugas teratur Syahdan.
"Meski sebenarnya saya kan keluar sama Mba Aya (panggilan Soraya). Dan saya tidak pakai setel putih," kata Syahdan.
Dua jam lantas, Syahdan dan Soraya datang berakhir menyelesaikan tugas di luar. Eni juga terkejut dan bercerita perjalanannya. Tiba-tiba segalanya jadi bergidik.
Momen itu cuma salah satunya dari momen-kejadian aneh di kantor itu. Awal kalinya pegawai yang bermalam acapkali terusik kompor gas yang berpijar sendiri. Juga, sempat ada karyawan logistik Tempo Jakarta yang dicakar waktu menginap. Tidak tertinggal pula munculnya noni Belanda di dekat kolam.
Stasiun radio yang ada di dalam Jalan Sumur Bandung nomor 12, wilayah Dago, Bandung, Jawa Barat ini menempatkan diri jadi radio ekonomi dan usaha. Kantor dan tempat studionya berlokasi dalam sebuah bangunan warisan Belanda.
Menurut crew senior radio yang dikeluarkan di gelombang 107.1 FM, Ivan Sintawiyana, ada sekeluarga bule Belanda dari dunia yang lain kerap turut berkegiatan di tempatnya bekerja.
"Satu di ruangan produksi, satu kembali anak-anak di ruangan pemasaran. Kalaupun di ruangan produksi opa - opa bule penyuka nampakin dianya sendiri di kaca pintu. Kalaupun di ruangan pemasaran, tempat anak -anaknya main," kata Ivan.
Ivan mengenal masalah ini dari temannya. Diawali dari temannya yang mengunjungi Radio K-Lite mau ke toilet. Tiada soal waktu perjalanan ketujuan toilet. Tapi sewaktu keluar toilet, berasa hati tidak karuan lantaran memandang pribadi badan berkulit putih jangkung, dengan hidung mancung yang melihat dibalik kaca pintu area studio.
Rasa ingin tahu juga mencekal. Area produksi tempat menggarap beberapa type kreasi persuratkabaran atau iklan radio itu disambanginya. Akan tetapi, tidak ada orang juga di ruang itu. Juga, lampu tempat pada situasi tempat padam.
Momen ini selekasnya di berikan ke Ivan. Ivan memaparkan, kalau saat malam hari di studio stasiun radio yang dahulunya namanya Kontinental ini, semua udah pulang. Yang ada cuma Ivan dan temannya masa itu.
Tiba-tiba situasi jadi sepi tanpa adanya pembicaraan kembali saat larut malam itu. Ivan juga tidak menambahkan acara permohonan lagu dari pendengar yang sedang digawanginya. Dalam studio tayangan cuma diputarkan seluruhnya lagu unik radio itu dan sehabis waktu memberikan waktu 00.00 WIB, segalanya langsung pulang tiada sepatah kata juga yang keluar pada mereka.
Stasiun radio jaringan punya MNC Grup ini berada di komplek ruko Jalan Setiabudi, wilayah Budisari, Bandung. Bangunan radio ini punyai empat lantai dan punyai 'penunggu' yang katanya orang noni Belanda.
Pada bentang 2004 hingga sampai 2009 saat namanya Radio Trijaya, tingkah si noni dikenali. Dikisahkan oleh salah orang crew, Andri Herdiansyah, waktu lakukan buletin udara waktu 03.00 WIB, di ruangnya kedengar nada cipratan air di kamar mandi. Lantaran tengah fokus lakukan pekerjaannya, Andri memiliki anggapan itu nada petugas keamanan tengah mandi.
"Saya cuek saja masa itu. Namun serasi keluar tempat ketujuan tempat front office, rupanya security tengah tidur lelap di kasur lepek. Dipikir kembali, engga ada orang di kantor kecuali saya dan security," kata Andri.
Ia pada akhirnya tidak mengacuhkan momen pagi hari itu. Tapi, berakhir momen itu tiap-tiap sore dan pagi acapkali tercium harum kembang. Insiden itu berulang-ulang dalam tempat yang serupa, di antara lantai tiga dan empat.
Kecuali tercium harum kembang tiap-tiap sore dan pagi hari, pada malamnya petugas rumah tangga di radio jaringan ini kerap memandang pribadi wanita bule yang jalan di lorong.
"Kedengar nada cara di lorong seperti cepat-cepat sama ramai nada kantong plastik. Mic di studio bergerak sendiri. Meski sebenarnya tak ada orang", papar Andri tirukan narasi petugas rumah tangga.
Sebaliknya, jadi Andri, mekanik yang tengah bekerja pernah memandang ada keranda mayat di lantai empat.
Momen-kejadian ganjil di luar logika tidak buat surut semangat selalu mengudara seluruhnya crew Sindo Trijaya Bandung. Hingga selanjutnya sang noni dikira dongkol tidak digubris kedatangannya.
Efeknya pada orang gate keeper namanya Ajie Widoyoko. Waktu Ajie berjaga-jaga untuk mengontrol trafik telpon pendengar untuk berhubungan berkaitan info, ada orang wanita di seberang telpon yang mengharap suatu lagu. Meskipun tak sesuai agenda, Ajie melayaninya sama dengan langkah dan lagu juga dicatat.
"Serasi telah ditutup, ia anyar sadar jika yang diangkat merupakan pesawat intercom intern. Pesawat ini tidak dapat terima panggilan telpon biasa. Ia sempat tercenung sekejap lantaran balik lagi tidak ada orang di kantor kecuali ia dan penyiar," jadi Andri.
Andri mengatakan beberapa momen itu dirasa biasa. Pertimbangannya, bangunan ruko yang ditinggali oleh Radio Sindo Trijaya dahulunya merupakan tanah wakaf yang jadikan komplek penguburan waktu masa penjajahan Belanda.
Waktu lagi berakhir, hingga sampai tiga tahun akhir ini momen sama tidak kedengar kembali. Tiada narasi seram antara crew di stasiun radio itu.
"Barangkali mereka telah terlatih dengan kehadiran sang noni," kata Andri.
Comments
Post a Comment