Di suatu periode, seorang gadis yang paling spesial ada dalam suatu dusun di Dargavs. Tidak ada yang mengetahui darimanakah gadis itu ada, dan dengan apa gadis itu capai dusun itu.
Semua lelaki terpikat oleh kelebihan gadis itu. Dengan mata dan hati yang 'tersihir' beberapa lelaki tinggalkan keluarga dan tugas mereka.
Mereka mulai berkelahi keduanya untuk merebutkan peluang untuk dapat menikah dengan si gadis. Beberapa pria meninggal dalam konflik berdarah dan gadis itu juga dibawa ke dewan penatua.
Tapi, beberapa anggota dewan juga ikut terpikat oleh kelebihan dan kemolekan gadis asing itu hingga mereka berdiskusi dan lupakan santun sopan.
Legenda itu usai dengan ditendangnya si gadis oleh beberapa wanita di dusun yang akan hentikan kerusuhan. Gadis itu ditendang entahlah ke mana dengan dakwaan "penyihir" yang menempel padanya."
Itu salah satunya legenda dari riwayat terciptanya "Kota Orang Mati" Dargavs di Rusia. Pas di luar dusun terasing di Dargavs, ada sebuah permakaman nekropolis memiliki nuansa era tengah.
Dengan permakaman kuno yang simpan beberapa sisa tulang belulang manusia sejumlah lebih dari 10.000 orang, kota Dargavs populer dengan panggilan "Goroda Myortvhikh" atau Kota Orang Mati.
Banyak antara tulang belulang yang terbujur itu tetap berbalut baju dan harta benda mereka. Beberapa warga yakini jika siapa saja yang masuk ke situ, tidak pernah kembali hidup-hidup.
Merilis BBC, sejarawan Lyudmila Goboeva menjelaskan jika banyak legenda dan mistis yang mencakup permakaman nekropolis itu.
Semenjak era ke-16, bentangan tanah pertanian Dargavs, sisi utara Ossetia, Rusia yang terasing ini sudah dipakai sebagai permakaman. Asal-usulnya masih jadi mistis.
Salah satunya teori yang lumayan kuat menjelaskan jika daerah itu sudah diinvasi Mongol-Tatar pada era ke-13.
Beberapa warga lokal yang tinggal di sejauh lembah pegunungan Kaukasus sejauh 17 km itu mulai membuat seperti bangunan kecil di atas tanah untuk mengirit tempat karena agresi itu.
Teori yang lain, kota itu dibuat oleh adat Indo-Iran yang dibangun dengan seorang Sarmati, orang turunan Iran yang pakar menunggang kuda dan berperang, yang lakukan migrasi dan tinggal di Rusia selatan dan memendam mayat kelompok mereka di atas tanah untuk menghargai daerah itu.
Situs itu sekarang mempunyai 99 bangunan pusara beratap lengkung berpenampilan era tengah yang masih terawat dengan jendela tunggal.
Beberapa mayat didalamnya masih terurus hingga daging dan kulit mereka masih melekat di tulang.
Stanislav Kazanov/discoverynn.ru lewat RBTH.com Kemunculan tulang belulang di Dargavs.
Opini lain menjelaskan, bangunan pusara itu ialah bukti jika pada era ke-17 dan 18 teritori itu dirundung pandemi kolera.
Mereka yang jatuh sakit, dengan suka-rela ke bangunan-bangunan kecil itu dengan bekal sedikit makanan dan air pada beberapa detik akhir hidup mereka supaya tidak menyebari lainnya.
Dengan bahasa lokal Ossetia, sebuah tulisan dengan cat merah terukir, "Pandangilah kami dengan cinta. Dahulu kami sepertimu, dan kamu bakal jadi kami."
Tidak dikenali siapakah yang membuat tulisan itu, tetapi sepanjang beratus-ratus tahun, bangunan pusara kecil dengan jendela tunggal dan tulisan itu jadi daya magnet.
Ada pula yang bercerita jika mereka yang sakit masuk ke peti mati kayu yang dibikin seperti perahu. Salah satunya mayat bahkan juga diketemukan tiduran disebelah dayung.
Beberapa sejarawan berpikiran, warga kuni waktu itu kemungkinan yakin jika dengan mati dalam peti mati kayu berupa sampan akan "mempermudah mereka seberangi sungai ke arah surga".
Semenjak 2016, situs Kota Orang Mati Dargavs banyak mulai disukai pelancong dengan beberapa orang dari Kaukasus Utara bersama-sama berkunjung tempat "menakutkan" itu.
Sayang, website yang berharga daya magnet rekreasi itu kurang memperoleh pelindungan dari pemerintahan di tempat saat itu.
Merilis Rossiskaya Gazeta, beberapa pelancong yang tidak berakhlak umumnya akan mengambil beberapa tengkorak serta membuat asbak atau pemberat kertas dari tulang-tulang yang mereka "ambil" dari situs itu.
Walau sebenarnya, tulang-tulang itu bukan tulang tiruan, tetapi tulang belulang dan rangka asli dari jasad manusia yang sempat tinggal dan hidup di Dargavs sekitaran 600 atau 700 tahun lalu.
Sepanjang 20 tahun akhir, mayoritas tulang belulang itu tragisnya sudah diculik.
Sejauh ini, asal mula Kota Orang Mati masih jadi mistis. Tetapi, untuk pembaruan di periode kedepan, pemda Ossetia mulai berusaha membuat perlindungan situs monumental itu.
Pemerintahan di tempat mulai perkuat pemantauan pada lawatan beberapa wisatawan supaya peninggalan riwayat di situ tidak makin banyak lenyap diculik.
Comments
Post a Comment