Jalan Cadas Pangeran. Tempat ini cukup tersohor dalam masyarakat Jawa Barat. Lajur ini tidak cuma diliat beresiko dikarenakan punyai belokan berliku tajam, serta beberapa tanjakan dan turunan terjal. Tidak itu saja, narasi seram acapkali ditautkan di jalan itu. Manalagi di kitaran tempat itu, ada kuburan atau pusara tiada batu nisan. Pusara itu lantas diketahui dengan panggilan dengan pusara tiada nama.
Keangkeran Jalan Cadas Pangeran pula tidak terelakkanan. Manalagi mulai sejak awal mula pembangunannya, lajur ini menelan beberapa korban jiwa. Dikatakan, lima beberapa ribu buruh kehilangan nyawa karena bekerja rodi pembikinan jalan itu. Mereka sebagai banyak pribumi yang didesak bekerja rodi di bawah perintah penjajah penjajahan Belanda. Oleh lantaran itu, di kitaran Cadas Pangeran banyak penyemayaman tiada nama. Tersebut penyemayaman korban yang wafat waktu bikin jalan ini.
Mereka didesak mengurangi bukit-bukit berlereng terjal yang curam dan memotong material batu cadas yang keras hanya cukup perabotan serta kebolehan serba terbatas, bekal tak sesuai, jatuh di atas tebing, dijangkiti penyakit, sampai dilahap binatang buas di tengah-tengah rimba belantara.
Ya, seperti kita kenal, Jalan Cadas Pangeran bertatapan dengan jurang menganga. Benar di bawahnya sebagai bentangan rimba cukup lebat. Sementara disebelah yang lain berdiri tinggi tebing cadas yang banyak sekali pohon-pohon rapat.
Belumlah lagi di saat malam datang, jalan itu termasuk sepi, lantaran tak ada pemukiman penduduk disebelah jalannya. Tercantum, banyak kecelakaan berlangsung di batas jalan ini. Hasilnya, banyak pengendara harus tambahan berhati-hati waktu melaluinya.
Peristiwa gelap pengerjaannya pada masa penjajahan Belanda memperkokoh sapaan horor pada Jalan Cadas Pangeran. Meskipun saat ini udah menyusut, banyak cerita serta narasi mistik yang dipaparkan dari mulut ke dalam mulut warga lebih kurang Jalan Cadas Pangeran.
Orang kuncen atau juru kunci Jalan Cadas Pangeran sebutkan, jalan raya yang banyak dilintasi kendaraan besar ataupun kecil itu terus berdiri kukuh di lereng pegunungan lantaran tersedianya senjata trisula yang dipakai jadi penyangga. Trisula itu "dimasuki" tiga siluman ular, kera, serta harimau. Katanya, kalau ada orang yang congkak, angkuh, serta tidak meyakini kemunculan mereka, karenanya ia dapat dikunjungi langsung makhluk tidak kasar mata itu.
Di tempat lebih kurang tempat air pula dikatakan acapkali tampak ular raksasa. Infonya ada orang pengemudi yang mengenyam kecelakaan dikarenakan coba mengelit si ular yang tubuhnya membujur membatasi jalan raya. Mitosnya, ular besar yang dikira bertipical piton atau boa itu hidup di dasar jurang dari sisi Jalan Cadas Pangeran. Si ular dikatakan menggunakan mayat tersisa korban kecelakaan atau pembunuhan. Serta, pada masa dulu menggunakan mayat korban kerja paksakan pembikinan jalan.
Dahulu, di saat kendaraan yang melintasi Cadas Pangeran belum seramai saat ini, ada cerita kalau pengendara serta penduduk yang melintasi jalan raya itu mesti menghidupkan serta melemparkan rokok atau coin ke jurang dipinggir jalan. Ini sama dengan keluar permit atau ijin buat melintasi biar tidak terganggu makhluk astral penghuni Jalan Cadas Pangeran. Tentunya, bacaan doa penolak bala serta tragedi tidak putus dirapalkan ketika mau melintasi.
Menurut narasi orang di tempat, roh banyak buruh paksakan serta korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di kitaran Cadas Pangeran dan makhluk lembut lain penunggu jalan itu acap bergentayangan mengacau banyak pemakai jalan. Orang pengemudi angkot ceritakan, ada pribadi hitam melekat di kaca belakang mobilnya di saat ia ngotot saat malam hari melintasi Jalan Cadas Pangeran sisi atas yang dibikin di bawah perintah Daendels.
Satu narasi yang tersohor di lapisan masyarakat Cadas Pangeran yaitu di saat orang pengendara motor melewati Jalan Cadas Pangeran waktu hari udah malam. Mendadak motornya berhenti di tengah-tengah jalan yang sepi serta gelap. Waktu usaha membenahi motornya ditepi jalan, pengendara motor itu memandang sesuatu bayang-bayang punya warna hitam dengan bulu-bulu seperti tikus di sekujur badannya. Di saat si pengendara tengah usaha mengatakan penglihatannya, bayang-bayang itu tiba-tiba makin jadi membesar serta meninggi, maka dari itu ia mesti mendangakkan kepalanya buat memandang bayang-bayang itu. Terkaget dengan yang dilihatnya, sang pengendara motor langsung terbirit-birit membunteli barang-barangnya. Lari dari sana saat itu juga.
Narasi mistik yang lain tersebar sebutkan, Jalan Cadas Pangeran punyai belokan mengerikan. Biasa kejadian kecelakaan di belokan itu. Antara lainnya merupakan kecelakaan yang mengenai mobil berisi serangkaian wanita yang mau bertamasya ke Sumedang. Di saat hingga sampai di belokan itu, rem mobil yang mereka tunggangi rupanya blong. Mobil masuk jurang. Kebanyakan penumpangnya wafat di tempat momen.
Sehabis kecelakaan, penduduk lebih kurang kerap memandang munculnya wanita-perempuan sebagai korban kecelakaan itu. Tak itu saja, sesudah itu banyak momen aneh yang berlangsung di belokan barusan. Banyak kendaraan yang tiba-tiba mati di saat melewati belokan itu sampai beberapa sopir mobil memandang serangkaian wanita di bangku belakang mobilnya yang mendadak mucul serta lenyap demikian saja.
Lain kali, ada narasi orang ibu hamil yang tengah dibonceng motor dituruti kepala yang melayang-layang ada berada di belakangnya. Atau, pengendara yang memandang pribadi yang mendadak melewat jalan, tapi lenyap di saat hingga sampai di seberang. Juga ada yang pernah sempat memandang bayang-bayang-bayangan berterbangan dari 1 pohon ke pohon lain di rimba Cadas Pangeran.
Penduduk di tempat serta pengendara lantas kerap dicengangkan dengan pemunculan mendadak "orang wanita" waktu larut malam, yang mencegat pengendara dengan mengangkat tangan. Orang tukang ojek yang udah beberapa puluh tahun cari nafkah di wilayah Cadas Pangeran sempat dihalang wanita itu.
Sang wanita mengharap tukang ojek buat membawa dianya sendiri. Tapi, waktu si tukang ojek bertanya ke mana dia mesti mengantarkan, wanita punya rambut panjang serta berpakaian putih itu diam seribu bahasa. Di tengah-tengah perjalanan, tukang ojek rasakan berat motornya jadi gampang. Melirik ke jok belakang, rupanya wanita yang diilustrasikan wajahnya elok barusan telah tidak kembali duduk di motor sang tukang ojek. Lenyap entahlah ke mana.
Seluruh cerita serta mistik dan mistik di seputaran wilayah Jalan Cadas Pangeran kelanjutannnya dibalikkan terhadap keyakinan semasing. Yang paling utama, waktu melintasi wilayah Jalan Cadas Pangeran yang kerap jadi tempat kecelakaan jalan raya, kesiagaan pengendara harus dinaikkan berlipat kali.
Comments
Post a Comment