Skip to main content

Mistis di Gunung Salak

 Klakson metromini terus menyalak keras seakan mengumandangkan ketidaksabaran sopirnya memerintah mobil saya untuk minggir dari jalannya.


"Dasar metromini edan, periode saya harus mati konyol nerobos rel? Puyeng sekali! Edan!!!! Jemu sekali saya! Apa saya terima ajakan Bayu saja ya?"

Itu ialah dua hari kemarin, hari Senin pertama saat sebelum saya terima ajakan Bayu, teman dekat saya buat muncak. Oh iya nama saya Kiki umur saya 23 tahun dan saya bekerja di salah satunya perusahaan swasta di Jakarta. Pertemanan saya dengan Bayu telah terikat semenjak kami sama satu kelas di kelas 2 SMA.


Kali ini pertama buat saya untuk naik gunung tetapi bukan buat Bayu. Jika kata kawan-kawan saya Bayu itu lahir tidak di rumah sakit tetapi terlahir di Gunung. Jika kata saya sich biasa saja tidak ada yang khusus dari Bayu, hanya karena ia anggota Pecinta Alam saja, tetapi aslinya ia jarang-jarang naik gunung hanya sukai menyombong jika habis naik dan sukai buat bumbu di ceritanya. Tetapi buat saya yang mengetahui semua kartunya saya hanya diam saja dan ngomong "Iya kemungkinan sich getho" jika ada rekan yang tanya betul tidak ceritanya sang Bayu waktu naik Gunung A atau Gunung B.


Anyway pada akhirnya saya pergi dengan Bayu dan Ismail. Dengan argumen melepaskan stress di kantor, kami setuju untuk naik ke Gunung Salak. Nama Gunung Salak datang dari nama Salaka yang maknanya perak dengan bahasa sansekerta. Gunung Salak sebagai salah satunya gunung di Jawa Barat yang simpan banyak mistis. Konon bila niat kita tidak bagus maka nahas nanti. Dan benar-benar pantang untuk menanyakan di mana buah Salaknya saat sedang mendaki, meskipun itu ditujukan cuman untuk bergurau. Pantang sekali untuk pendaki untuk berperangai tinggi hati atau mungkin tidak santun seperti bergurau terlalu berlebih atau menghina suatu hal saat mendaki. Karena hal tersebut akan membuat "Penghuni Gunung" murka.


Saya ialah salah satu wanita di barisan ini. Sebetulnya semula ada rekan wanita kita yang namanya Sani yang ingin pergi bersama, tetapi dia cancel pergi pada menit paling akhir karena tidak memperoleh cuti. Walaupun hanya bertiga pada akhirnya kami memilih untuk pergi juga.


Bayu secara tidak langsung jadi pimpinan di barisan karena selainnya ia anak Pecinta Alam ia narasi ia telah 2x sukses muncak di Gunung ini.


Kita setuju pilih lajur pendakian yang terpendek meskipun populer susah medannya. Usai register kita awali jalan ke arah Gerbang Rimba dan sesampai disitu Ismail keluarkan hape dan kamipun berpose bersama secara berganti-gantian. Saat gantian saya memfoto, secara aneh photo yang saya mengambil tidak pernah konsentrasi dan selalu berbayang hingga kemudian Bayu tidak sabar dan menggantikan untuk memfoto.


"Ah bego sangat lo Ki periode moto saja lo gak becus demikian bagaimana di atas kelak, nangis kembali lo meminta pulang!"


Saya sudah tidak bingung kembali sama sikap Bayu yang songong memang demikian sikap ia, jadi saya tidak memusingkan. Tetapi yang buat saya bingung dan aneh mengapa photo yang saya mengambil tidak pernah konsentrasi dan selalu ngeblur, selekasnya saya buang jauh pemikiran negatif dech takut diaminkan.diiyakann setan apa lagi kita baru saja ingin mulai pendakian.


Sesudah berdoa dan tos bersama-sama kita awali masuk ke gerbang besi yang terlihat telah berkarat dan berlumut jadi menambahkan kesan-kesan menyeramkan Gunung ini menurut saya. Tetapi kembali lagi saya buang jauh pemikiran negatif dan saya menyisipkan sebuah doa supaya semua lancar dan aman sepanjang pendakian sampai kita turun kembali kesini.


Kami mengawali pendakian, lajur ke arah pos pertama dapat disebut tidak curam meskipun di sejumlah titik tracknya cukup triky karena melalui jalanan rawa dan berlumpur. Apa lagi saat kita awali mendaki mulai turun gerimis dan membuat track makin susah dilalui karena lumpur yang cukup dalam dan pohon yang roboh membentang di jalan.


Berulang-kali saya terpeleset dan kita memilih untuk istirahat sesaat menggunakan jas hujan karena hujan turun makin deras.


Antara suara hujan yang semakin deras saya dengar suara desahan napas seorang.


"Ssssttt!!! Lo denger suara orang napas tidak? Itu dari arah situ!!!"


"Napas??? Tidak Ki, jika elo Bay?" Ismail dekatkan telinganya ke semak-semak yang saya tunjuk.


"Ah hati lo saja kali Ki, hanya suara hujan itu!"


"Iya karena mungkin dingin saya jadi berimajinasi kali ya!" Tetapi sebetulnya saya cukup percaya jika itu ialah suara napas yang paling terang tiba dari arah semak-semak di samping sana. Tetapi karena takut dipandang lebay sama Bayu dan Ismail pada akhirnya saya kembali coba berpikiran positif.


Saat hujan mulai berkurang, ini kali betul kami dengar suara cara merapat dan rupanya barisan lain barusan datang pada tempat ini.


"Ki kayanya barusan yang lo denger suara napas mereka ya?" Mail berbisik perlahan, dia takut beberapa pendaki itu dengar bisikannya.


"Ya mustahil lah Mail, mereka kan tiba dari bawah, suara napas yang saya denger itu tiba disana!" Saya kembali menunjuk ke semak-semak.


"Ya sudah jika getho betul itu hujan Ki" Malas berpikiran ribet Mail pada akhirnya mengaitkan tidak untuk mengulasnya kembali.


Kami kenalan dengan beberapa pendaki. Dan sesudah bersalaman, lelaki yang saya yakin sebagai pimpinan barisan yang berisi 6 orang itu menanyakan ke Bayu.


"Hey kalian bertiga saja?"


"Iya kita bertiga, semula sich kita ingin naik berempat tetapi satu teman kita ada halangan, memang mengapa Kang?" Bayu menerangkan panjang lebar.


"Masuk saja sama kita? Kita ingin muncak, adek-adek ingin ke Kawah atau ke Pucuk? Jika ingin ke Pucuk kita sama saja"


Baru saja pimpinan barisan yang namanya Kang Daud tawarkan ajakannya, salah satunya anggotanya yang namanya Hamdan membisikkan suatu hal ke Kang Daud. Meskipun berbisik tetapi samar-samar saya dengar perkataan berkeberatan Hamdan akan penawaran Kang Daud.


"Duh Kang jika tambah mereka jumlah kita jadi ganjil, kan Abang paling tahu bagaimana jika muncak Ganjil!"


Seakan sanggup menepiskan kegusaran Hamdan dengan sebuah kibasan tangan pada udara Kang Daud bicara dengan bahasa Sunda.


"Nu penting menjaga kalakuan menjaga perkataan tingkah metik tanaman sangenah na Jeung tong berlagak ngaruksak alam"


Yang kurang lebih maknanya kaya ini "Yang perlu menjaga perkataan menjaga tingkah laku tidak boleh metik tanaman asal-asalan tidak boleh ngerusak alam"


Hamdan mundur teratur dan nampaknya tidak dapat mengganti keputusan Kang Daud untuk menawari kami untuk tergabung.


Jadilah kami bersembilan meneruskan pendakian sesudah hujan sudah betul-betul stop.


Saat datang di persilangan, kami pilih lajur untuk ke arah Pucuk dan saya minta waktu untuk istirahat karena carrier saya berasa makin lama makin berat.


"Tuch kan sudah lelah lo Ki! Tidak boleh gembeng lah mari kita lanjut naik saat sebelum gelap sampai pos Bajuri"


"Saya tidak gembeng tetapi sumpah carrier saya berat sekali"


"Ya telah kita istirahat dahulu" Kang Daud yang dari barusan diam pada akhirnya bernada dan duduk di samping saya. Beliau ngeluarin sebatang cerutu dan memulai membakarnya, mengembuskan asapnya ke saya Terang saya mundur menghindar semburan asapnya. Sesudah seringkali hisapan, beliau mematikan cerutu dan ambil botol minuman, beliau buka tutupnya dan memulai mulutnya komat kamit. Kemudian Kang Daud memberi botolnya ke saya.


"Minum dahulu Dik agar kuat jalannya"


Saya nurut dan minum seteguk, dua teguk, lalu tutup botolnya "Kang ada yang ngikutin saya ya?"


"Sssstt kelak saja di bawah kita bahasnya. Saat ini bagaimana jika kita jalan kembali?"


Memang betul sich Kang Daud itu, pantang sekali buat bicarakan hantu, setan atau demit di atas.


Pada akhirnya saya menggangguk dan kita kembali jalan.


Hujan mulai turun kembali dan nampaknya cuaca makin tidak berteman, tetapi Bayu memaksakan kita untuk selalu jalan yakni dengan argumen supaya kami dapat cepat sampai ke pos bayang-bayang dan menginap disana.


Entahlah karena hujan atau memang saya telah ketempelan, perjalanan naik gunung ini sangat terasa lama dan makin berat rasanya. Berulang-kali saya berasa kaya ada yang ngawasin kita dibalik lebatnya pohon-pohonan di rimba ini. Belum juga saya berasa tidak cuma carrier saya yang semakin bertambah berat tapi kaki saya makin berat mengambil langkah, seperti bawa beban beberapa puluh kilo rasanya.


Karena hujan makin deras, Kang Daud merusak kesunyian dan memberikan instruksi.


"Ok kita stay di sini, Yuk kita bangun tenda, saya anggap tempat ini pas buat kita menginap di sini" 

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Pendaki Wanita Dipeluk Figur Raksasa Hitam Dengan bulu di Gunung Gede

  GUNUNG Besar sebagai spot pendakian yang cukup terkenal di kelompok pendaki. Berada di Jawa Barat, gunung ini berketinggian 2.958 mtr. di permukaan laut (mdpl) dan ada dalam cakupan Taman Nasional Besar Pangrango. Keelokan Gunung Besar sayang tidak lepas dari cerita seram yang diletakkannya.Seringkali beberapa pendaki Gunung Besar harus alami peristiwa yang tidak dapat diterangkan oleh akal sehat. Misalnya saja Gandel, seorang pendaki wanita yang punyai pengalaman mistik saat dia berpeluang mendaki Gunung Besar bersama beberapa rekannya.Dia dan kelompok pilih lajur lewat Gunung Putri. Walau gerimis, Gandel masih tetap segera naik dari basecamp ke pos 1 pada jam 08.00 WIB.Pendakian sebelumnya berjalan mulus, hingga kemudian mereka sampai di pos 3 dan hujan juga turun dengan derasnya.Simak juga: Pengalaman Mistik Pramugari Naik Pesawat Menyeramkan Buat Bergidik"Pos 3 nih, saya yang status masih haid cukup sensi sedikit. Naik dari pos 3 ke pos 4, emosi bertambah. Karena memang huja...

Cerita Pernyataan seorang waktu jadi babi ngepet

  Babi ngepet yang berada di Sawangan, Depok menggegerkan warga Indonesia. Masalahnya praktek babi ngepet sendiri banyak yang yakini jika itu cuman dogma saja.Tetapi, ada pula yang yakini jika babi ngepet memang betul ada. Berikut pernyataan seorang pria yang dahulunya pernah lakukan ritus babi ngepet yang diambil Okezone dari kanal Youtube TH.2 TvFirman (bukan nama sebetulnya) lakukan laganya di tahun 2003. Karena tekanan ekonomi di saat itu, Firman ke satu wilayah di Jawa Barat. Di sana, dia menjumpai seorang dukun untuk diajari langkah lakukan ritus babi ngepet.Sesudah mendapatkan panduan, dukun itu arahkan Firman untuk ke sebuah kompleks makam. Di makam itu ada sebuah pusara panjang di bawah pohon besar yang nanti akan dipakai Firman sebagai lokasi ‘bertirakat' dan berpuasa.Tetapi, puasa yang ditempuh oleh Firman sedikit berlainan. Saat pagi hari, dia bisa minum air embun. Siang harinya dia bisa makan tetapi cuman beberapa kepal ketan putih saja. Lantas lanjut berpuasa kembali ...

Mistis Batu yang dapat Tumbuh

  Museum Cagar Alam Trovants Rumania, berada di Valcea County, dekat pada jalan yang menyambungkan Ramnicu Valcea dan Targu Jiu, 8 km jauhnya dari Horezu. Sama seperti yang diambil dari Tersembunyi.in, dalam suatu dusun kecil namanya Costesti, ada banyak batu yang memikat dan misteri, yang disebutkan trovants, yang dipercaya mempunyai kehidupan didalamnya. Trovant ialah istilah geologi yang kerap dipakai di Rumania. Ini memiliki arti pasir semen. Trovants ialah peristiwa geologi yang terdiri dari bermacam-macam bola pasir semen, ada karena beberapa kegiatan seismik kuat. Gempa bumi yang mengakibatkan pembuatan trovants pertama terjadi sekitaran enam juta tahun lalu. Apa yang membuat trovant-trovant ini unik dan misteri ialah mereka bisa mereproduksi sesudah contact sama air. Sesudah hujan lebat, batu-batuan ini tumbuh dimulai dari 6-8 milimeter dan usai dengan 6-10 mtr.. Salah satunya faktor yang paling aneh mengenai batu-batuan ini ialah jika walau mereka berbeda dalam ukuran, dar...