Apa Anda terhitung pencinta rekreasi alam dan pernah telusuri kekayaan dan keelokan alam di Gunung Bunder?
Lokasi rekreasi yang ada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini mempunyai lima air terjun yang cantik mempesona. Disamping itu, gunung dengan ketinggian 750-1.050 mdpl ini menyajikan pemandangan cantik komplet dengan rimba pinus dan tempat perkemahan yang akrab.
Walau Anda masih pemula dalam sektor perkemahan, di beberapa lokasi menyuguhkan sarana yang paling aman, ramah, dan ditanggung tidak membuat terkejut karena masih tetap diperlengkapi pendopo, supply listrik, sampai servis petugas yang lumayan baik.
Anda dapat pilih kemah di lokasi dekat curug. Masing-masing curug mempunyai keunggulan. Pengunjung bisa juga mandi di bawah air terjun dan kolam alami sama air jernih dan dingin.
Nach, untuk beberapa nama curugnya diantaranya: Curug Cigamea, Curug Cilember, Curug Pangeran, Curug Mulia, dan Curug Ngumpet.
Dari ke-5 Curug itu, semua mempunyai keserupaan dan kecondongan. Maknanya, ada lajur treking mulai untuk pesepeda, jalanan curam, sampai terdapatnya lajur kendaraan beroda 4 sampai dekati lokasi perkemahan.
Ciri-ciri selanjutnya, di jam-jam tertentu, banyak muncul binatang liar khususnya monyet liar. Umumnya banyak muncul 2x satu hari yaitu sekitaran jam 10.00 dan jam 16.00.
Temanan monyet dapat sejumlah beberapa puluh dengan 1 pimpinan monyet yang umumnya terbesar. Mereka kerap dekati tempat perkemahan untuk mencari makan.
Maka bisa ditegaskan, stock makanan di rimba untuk mereka terbatas. Hingga, bila ada kelompok yang kemah sering seakan minta makanan. Karena mungkin awalnya ada peserta kemah yang memberikan makanan, karena itu mereka terlatih banyak yang datang.
Tetapi, sayang, namannya hewan tidak dapat ditata. Seringkali mereka mengambil stock makanan peserta kemah. Bahkan juga sempat terjadi, temanan monyet masuk mobil dan mengambil logistik peserta kemah, seperti dikatakan petugas menjaga di Curug Pangeran.
Nach, satu kembali yang cukup unik. Di lokasi ini benar-benar kental nuansa mistiknya. Ditambahkan lagi, dalam narasi masyarakat di tempat, ada dogma siluman ular dan makhluk-makhluk astral yang tidak termasuk banyaknya dan menempati beberapa lokasi.
Nach, dari pencarian Netralnews, belakangan ini ada dua keluarga yang kemah saat Lebaran tempo hari (13-14 Mei 2021). Ceritanya masih hangat.
"Iya, menyengaja selesai sholat Idul Fitri dan bermaafan dengan keluarga besar, kami dua keluarga pergi dan kemah di lereng gunung Bunder. Nyaman lokasinya sich, ditambahkan belum ramai. Saat kami pulang malah beberapa dari Jakarta banyak yang datang," kata Rosiana (39) ke NNC, Jumat 21 Mei 2021.
Dia telah prediksikan jika larangan bermudik pasti mengakibatkan semua lokasi rekreasi alam akan ramai. Tetapi saat Lebaran berjalan, tentu masih sepi.
Dan hal tersebut bisa dibuktikan. Meskipun begitu, dampak sepi rupanya memberi imbas lain yaitu situasi takut pada malam hari.
"Sangat sepi. Cuman kami yang kemah. Dua tenda, keluarga saya dan keluarga rekan. Kami berenam dan dua anak, masing-masing satu anak. Malamnya itu loh…, ngeri…," papar Rosiana.
Malam hari, putri Rosiana rayakan ulang tahun. Mereka membuat api unggun dan membakar ayam. Ada doa bersama-sama dan makan bersama.
"Sekitaran jam 21.00, hujan gerimis. Angin bertiup kuat . Maka dingin sekali. Kami putuskan masuk tenda," kata Rosiana.
Masing-masing nikmati keakraban dengan bagian keluarga mereka dalam tenda. Rosiana sendiri sempat bercakap bersama putri dan suaminya. Tetapi sekitaran jam 22.30, semua tertidur kelelahan karena siang harinya mereka nikmati treking ke arah air terjun yang meletihkan.
"Nach, lainnya tertidur, saya masih sulit tidur. Munculah tuch beberapa suara seperti orang menangis. Rintihan orang bersedih. Menyedihkan. Seperti meratap nasib, menangis, gitu… susah saya tirukan suaranya. Tetapi suaranya sich suara wanita," kata Rosiana.
Karena takut, dia menggugah suaminya. Suaminya juga akui dengar.
"Terang suaranya. Nach karena suami saya ingin tahu, dia ajak saya keluar memeriksa suara itu. Kami bawa senter. Kami coba membuka kuping kembali cari sumber suara," papar Rosiana.
"Anehnya, saat kami mendekati suaranya makin menjadi kecil dan lenyap. Tidak jauh dari lokasi tenda kami, kemungkinan sekitaran 50 meterlah. Kami stop di dekat batu besar. Di sana siang harinya kami sempat beberapa foto," lanjut Rosiana.
Dia dan suaminya sempat berdiri sesaat untuk menanti suara rintihan terdengar kembali. Tetapi, suara itu tidak pernah kedengar kembali sampai pagi harinya.
"Tidak ada kembali. Kami memutuskan masuk ke tenda kembali sampai kami tertidur. Bangun-bangun hari telah jelas," kata Rosiana.
Dalam penglihatan Rosiana dan suaminya yang kerap kemah, beberapa suara misteri yang terdengar tadi malam sebagai sisi dari mistis alam.
"Ada dimensi yang lain tidak gampang ditunjukkan tetapi ada. Ya dapat itu disebutkan makhluk astral seperti asumsi beberapa orang. Yang perlu kita tidak boleh ceroboh dan sama-sama tahu dan menghargai saja. Itu konsep untuk seorang pecinta alam," kata Rosiana.
Tetapi, sepulangnya dari kemah, Rosiana sempat kaget. Dia memperlihatkan salah satunya photo yang pernah didokumentasikan di dekat batu besar. Dia akui tangkap bayang-bayang misteri di didinding batu itu. Memiliki bentuk seperti figur wanita.Tetapi suaminya menyangsikan bayang-bayang itu sebagai figur makhluk astral.
"Kalaulah betul (makhluk astral, red), kami cuman dapat membawa dalam doa saja. Yang perlu kami tidak ingin mengusik figur itu," tandas Rosiana.
Comments
Post a Comment