Silahkan ceritakan perihal kejadian-kisah mistis yang umum ditemui di gunung. Kesempatan ini perihal empat anggota club SAR dari Basarnas Jawa tengah. Pekerjaan mereka saat cari korban pendaki yang lenyap contact di gunung Slamet.
Kejadian dimulai dari pertemanan empat petugas Basarnas. Semasing Alif, Dedi Setiawan, Fajar, dan Wadji. Meskipun bekerja dan punyai pekerjaan yang serupa, tapi sangat sedikit mereka mendapatkan agenda pekerjaan bertepatan. Kalaupun agenda sama, rata-rata grup atau regunya tidak serupa.
dua tahun yang kemarin kalau mereka rindukan pekerjaan bersama. Yang diharapkan tidak bermain-main, pekerjaan di gunung.
"Kalaupun pekerjaannya pengamanan di gunung pastilah kami songsong dengan senang hati," kata Alif.
Alif ceritakan kalau pekerjaan bersama itu diwujudkan saat berada orang mahasiswa Fakultas Tehnik Elektro UI yang memiliki nama Irfan jatuh dalam sebuah jurang, lereng Gunung Slamet, April 2016.
"Yes! We do it!," teriak mereka senang.
Ada satu kawan dekat yang punyai pekerjaan tidak serupa. Namanya Ipul. Ketika itu Ipul bekerja merekam dan penggalian data.
Ipul ceritakan, lima kawan dekat akrab serius rayakan pekerjaan bersama. Mereka bekerja berlima pada suatu club.
"Ini suatu yang penting dirayakan. Mendaki bersama di gunung Slamet," kata Ipul.
Sejauh perjalanan lima kawanan ini ada pada suatu club, sementara anggota club SAR yang lain ada di dalam regu yang lain terpisah. Gurau tawa dan kembali mengenang kebersama-samaan jadi keriuhan sepanjang perjalanan.
Saat asyik-asyiknya berkelakar dan ceritakan di pos, sejenak sebelumnya menambahkan perjalanan, mendadak salah satunya dari mereka tangkap berkelebatnya bayang-bayang. Tidak tahu bayang-bayang apa tiada yang dapat melukiskan.
"Tetapi bukan cuma saya yang memandang. Wadji pula memandang ya," kata Dedi Setiawan.
Pernyataan Dedi itu diokein beberapa kawannya. Cuman Syaiful atau Ipul yang menyatakan tidak menyaksikannya. Ipul masih repot dengan camera dan pesawat handy talkie untuk bekerjasama.
"Barangkali mereka kecapekan saja," kata Ipul.
Entahlah yang mereka perbincangkan itu riil atau barangkali resiko kecapekan, yang benar cuman Ipul yang menjadi bahan ledekan mereka. Pribadi yang mereka perbincangkan merupakan bayang-bayang wanita. Dari bodi dan anatomi badannya, sang wanita termasuk seksi langsing.
Ketika itu Ipul bergerak dan cari bayang-bayang wanita seksi itu untuk difoto. Tetapi tiada apa saja yang disaksikan.
"Saya sebetulnya tidak sangat percaya, tetapi bulu-bulu kuduk saya bergidik juga. Kalaupun saya omong itu lantaran rekan-rekan kecapekan, sebetulnya untuk melipur diri dan menyingkirkan takut," kata Ipul.
Pengalaman mistik club SAR ini bukanlah yang pertama. Tiap saat mereka mau melindungi korban kecelakaan, tidak tahu di gunung atau air, kerap mereka dengar bisikan tiada nada manalagi bentuk.
Bisikan-bisikan itu sama dengan ada dari dalam hati sendiri, yang lantas jadi petunjuk atau pemandu titik pelacakan. Anehnya, bisikan tiada bentuk dan nada itu kerap pas.
Psikiater RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro, mengatakan pertanda itu jadi kata hati. Setiap orang nyata punyai hal demikian. Tapi tidak tiap orang punyai kesensitifan tangkap bisikan hati.
"Rata-rata kian orang tidak pengen dengarkan bisikan hatinya, kata hati itu kian topangl. Secara psikologi alam bawah sadar itu mengaitkan di antara hasrat, tanggung-jawab, namun juga situasi lapangan. Nach, kata hati itu ada jadi pemecahan," kata Probowatie
Comments
Post a Comment