Jawa tengah sebagai wilayah yang punya potensi tamasya alam yang menakjubkan. Bukan cuma tawarkan kemegahan, tamasya alamnya pula simpan narasi mistik dan legenda nusantara.
Air Terjun Sekar Langit, umpamanya, yang dipautkan dengan legenda Jaka Tarub dan Nawangwulan, orang bidadari dari khayangan. Kayak apakah tamasya yang ada di dalam Dusun Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang ini?
Air Terjun Sekar Langit punyai air ketinggian menggapai 25 mtr. dari permukaan telaga. Airnya tak pernah jadi kering maka dari itu mengucur di setiap musim. Situasi di kitaran air terjun yang ada di dalam lereng Gunung Telomoyo, bersebelahan dengan tempat Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga ini, masih nampak alami.
Buat menggapai tempat, pengunjung cuman tempuh jarak lebih kurang 600 mtr. atau 10 menit dari pintu masuk. Pohon bambu yang membubung di sejauh jalan meningkatkan kemegahan panorama ketujuan tempat.
Fika, salah orang pengunjung menyatakan anyar pertama kali bertamasya di Air Terjun Sekar Langit, lantaran ingin tahu dengan narasi Jaka Tarub.
"Saya dengar air terjun sini ada ceritanya Jaka Tarub dan bidadari. Ini anyar pertamanya kesini," ujarnya, beberapa terakhir ini.
Fika terpukau dengan situasi alam wilayah tamasya masih alami. Belumlah lagi airnya yang jernih dan dingin.
"Tempatnya bagus dan cantik. Airnya jernih dan dingin," sambungnya.
Febi, pengunjung yang lain menambah, tamasya air terjun itu cukup ringan dilakukan. Tidak serupa beserta air terjun pada rata-rata, di sini cuman punya jarak lebih kurang 600 mtr. dari pintu masuk.
"Tempatnya lumayan dekat tak jauh, jalannya pula tidak turun naik. Tempatnya bagus, baik untuk sejumlah foto. Instagramable utamanya," serunya.
Dibalik kemegahan alamnya, tamasya Air Terjun Sekar Langit simpan legenda Jaka Tarub dan bidadari yang memiliki nama Nawangwulan. Hal demikian diawali dari pemunculan makhluk ghaib berujud angsa emas di kitaran tempat air terjun.
Kepala Kampung Tlogorejo, Misbahul Munir bercerita, ceritanya Nawangwulan yang turun dari khayangan tengah mandi di telaga air terjun. Jaka Tarub yang melihat dari sela pohon-pohonan lantas merampas selendang punya Nawangwulan. Pada akhirnya, mereka menikah dan hidup berbahagia dikarunia putri yang memiliki nama Nawangsih atau beberapa mengatakan Nawangsari.
"Dari narasi itu, Nawangwulan balik ke khayangan dan berbicara kalaupun rindu putrinya ia dapat turun ke bumi dengan menjelma satu ekor angsa emas. Nach, dahulu orang pintar atau sesepuh di sini acapkali memandang secara ghaib ada angsa emas di kitaran tempat air terjun . Sehingga, ada yang mempercayai kalaupun itu relevansinya dengan kejadian Jaka Tarub dan Nawangwulan," tangkisnya.
Misbah menambah, tidak semuanya orang dapat miliki kesempatan memandang munculnya angsa emas itu. Cuman beberapa orang tersendiri yang punyai pengetahuan batin.
"Tak asal-asalan orang dapat memandang. Rata-rata orang pintar," paparnya.
Kehadiran Air Terjun Sekar Langit mulai diketahui mulai sejak jadi tempat shooting film "Yohana Gadis Rimba", dengan pelaku penting Lidya Kandou pada 1983. Sesudah itu, pada 1992, tempat itu kembali dibentuk latar shooting film Papar Tinular.
"Kerap dibentuk tempat shooting. Sekian tahun yang lalu acara Tukul Arwana pula shooting di sini," ujarnya.
Salah orang pemilik kios makanan di kitaran air terjun, Fauzi mengungkap, kecuali jadi tempat tamasya, ada juga sejumlah pengunjung yang mempunyai kemauan lain. Seperti bertapa kungkum dan cari obat buat kesembuhan.
"Rata-rata di luar wilayah. Saya pernah dibawa temani tapa kungkum oleh pengunjung. Juga ada yang mengambil airnya, ujarnya dibentuk obat," tukasnya.
Fauzi mengharapkan, tamasya Air Terjun Sekar Langit lagi terbangun. Lantaran, kecuali jadi obyek wisata, pula sebagai sumber penghidupan orang lebih kurang.
"Untuk seluruh saja kalaupun kesini supaya dapat mengawasi lingkungan, mengawasi kebersihan. Air di sini itu buat keperluan hidup orang," jelasnya.
Comments
Post a Comment