Skip to main content

Pangeran Berdagu Bengkok


Pada masa waktu lampau nyalakan orang raja yang punyai putri yang paling elok.


Tapi sayang putri yang elok itu terlalu tinggi hati.

Si putri menampik dengan kasar siapa saja yang melamarnya.


Ia menyingkirkan satu per satu, dan mencemooh banyak pengeran dan banyak bangsawan yang ada untuk melamar.


Satu di saat Raja menggelar acara pesta besar dan mengundang ke situ, banyak pengeran dan putra bangsawan untuk cari calon suami putrinya.


Banyak pemuda itu berbaris untuk diputuskan oleh si putri yang nampak sangatlah elok.


Lantas putri Raja dibimbing ketujuan barisan, akan tetapi ia selalu mencemooh tiap-tiap pemuda yang didapatinya.


Kapada pangeran yang punyai tubuh gendut ia menyebut tong anggur.


Terhadap pangeran yang kurus ia memangilnya pohon bambu.


Sesuai itu seterunya hingga sampai ia berbicara pangeran ganteng berdagu bengkok.


"Oh ia ganteng tapi dagu bengkoknya seperti burung bangau." sindir si putri sekalian ketawa.


Mulai sejak waktu itu pangeran itu dikenali bernama pangeran berdagu bengkok.


Raja yang memandang tingkah putrinya jadi sangatlah malu.


Ia sedih lantaran putrinya tak dapat mengerjakan apa saja kecuali mencemooh seseorang.

Raja juga bersumpah dapat menikahkan putrinya dengan pengemis pertama-kali yang ada ke istana.


Beberapa waktu lantas, orang pemain biola ada dan menyanyi di istana, usaha mendapati sedikit sedekah.


Di saat Raja mendengarkannya, ia bercakap, "Diamkan ia masuk."


Menjadi pemain biola itu masuk, dengan busananya yang kotor dan compang-camping, menyanyi didepan Raja dan putrinya.


Sehabis tuntas sang pengemis pemain biola mengharap bayaran kecil.


Raja bercakap, "Lagu kamu sangatlah membahagiakan saya, maka dari itu saya dapat memberi putri saya buat kamu bikin jadi istri."


Putri Raja menciut terkejut, akan tetapi Raja bercakap, "Saya sudah bersumpah untuk menikahkan kamu terhadap pengemis pertama, dan saya dapat menetapinya."Jadi apa saja yang di ungkapkan si putri buang waktu.


Ia mesti menikah dengan pengemis pemain biola itu.


Dalam hari yang serupa orang pendeta disapa Raja untuk menikahkan putrinya dengan pengemis pemain biola.


Sehabis pernikahan berlangsung, raja bercakap." Lantaran saat ini kamu merupakan orang pengemis, karena itu tidak acara buatmu untuk tinggal di istana. Kamu silakan pergi dengan suamimu."


Pengemis pria itu memandu si putri keluar.


Ini merupakan pertamanya putri keluar istana dengan jalan kaki.Beberapa waktu mereka merantau, sampai juga mereka dalam sebuah rimba besar yang lebat dengan burung-burung beberapa jenis hidup disitu.


Terpesona dengan yang dilihatnya, putri lantas menanyakan, "Rimba yang bagus itu punya siapa?"


"Itu punya Pangeran Berdagu Bengkok. Kalau kamu sudah menunjuknya, rimba itu bisa jadi punyamu."

Oh, saya orang yang menyedihkan; Semisalkan saja saya menunjuk Pangeran Berdagu Bengkok."


Seterusnya mereka melewati padang rumput, dan putri lantas menanyakan kembali, "Siapakah yang punyai padang rumput hijau yang bagus ini?"


"Itu punya Pangeran Berdagu Bengkok. Kalau kamu sudah menunjuknya, rimba itu bisa jadi punyamu."


"Oh, saya orang yang menyedihkan; Semisalkan saja saya menunjuk Pangeran Berdagu Bengkok."


Lantas mereka jalan melalui sebuah kota besar, dan ia menanyakan kembali, "Siapakah pemilik kota besar yang bagus ini?"


"Itu punya Pangeran Berdagu Bengkok. Kalau kamu sudah menunjuknya, rimba itu bisa jadi punyamu."

"Oh, saya orang yang menyedihkan; Semisalkan saja saya menunjuk Pangeran Berdagu Bengkok."


"Saya tak sukai kamu selalu menghendaki suami lain," kata pemain biola suaminya. "Apa saya masih kurang baik buatmu?"


Selanjutnya mereka hingga sampai dalam sebuah gubuk yang paling kecil, dan putripun bercakap, "Ya ampun. Rumah yang kecil sekali. Siapakah yang punyai gubuk kecil yang memilukan ini?"


Pemain biola suaminya menjawab, "Ini merupakan rumahku dan rumahmu, di mana kita dapat tinggal bersama. "


Ia mesti membungkuk untuk masuk ke pintu yang rendah.


"Di mana banyak pelayan?" kata putri raja.

"Pelayan apa?" jawab pengemis itu. "Kamu wajib lakukan sendiri apa yang mau kamu laksanakan. Saat ini buat api selekasnya, didihkan air, sehingga kamu dapat mengolahkan suatu bagiku makan. Saya sangatlah penat."


Akan tetapi putri raja tidak jelas apapun perihal menghidupkan api atau mengolah, dan pengemis itu mesti menolong dianya untuk merampungkan apa saja. Sehabis tuntas makan, mereka pergi tidur.


Kesokan harinya,pPemain biola suaminya membuat bangun pagi-pagi untuk mengerjakan tugas rumah.


Waktu beberapa waktu mereka hidup dengan ini, sebagus yang mereka dapat, akan tetapi mereka selanjutnya kekurangan bahan untuk diolah.


Lantas lelaki itu bercakap, "Istriku, kita tak dapat kembali minum dan makan di sini dan tak mendatangkan apapun. Kamu mesti bikin keranjang untuk dipasarkan."


Putripun pergi keluar, potong sejumlah bambu, dan membawakannya pulang.

Lantas ia mulai bikin keranjang, akan tetapi pohon bambu yang tajam mengiris tangannya yang lembut.


"Kamu salah teknik membuat. Kamu coba ikat dahulu potongan bambunya." tutur suaminya.


Sang Putri coba mengikat bambu-bambu itu tapi benang keras itu selekasnya mengiris jari-jarinya yang halus hingga sampai berdarah.


"Tonton," kata pria itu. "Kamu tak pas untuk tugas apa saja. Saya mengerjakan kekeliruan dengan menerimamu jadi istri. Saya dapat beli gerabah dan pot dari perajin, kamu mesti menolongku menjualnya di pasar."


"Oh!" putri pikir. "Kalau beberapa orang dari kerajaan ayahku ada ke pasar dan melihatku duduk di situ menjajakan beberapa barang, bagaimana mereka dapat mencemoohku!"


Tapi apa saja argumen sang putri untuk menampik jualan di pasar sekalipun tak di gubris.

Suaminya selalu mengharap putri untuk menjajakan beberapa barang dari tahan review yang ia membeli dari perajin.


Sebelumnya berjalan dengan normal.


Beberapa orang beli barang dagangan putri lantaran ia sangatlah elok, dan mereka melunasinya berapa saja yang sang putri memohon.


Banyak lelaki juga memberikan uang tiada ambil barang dagangannya.


Jadi mereka hidup pada sesuatu yang ia temukan hasil dari penjualannya.


Lantas si suami memiliki ide beli bisa lebih banyak gerabah baru, dari uang yang mereka mempunyai.


Putri duduk dengan beberapa barang itu di pojok pasar dan menaruhnya di kitarannya untuk dipasarkan.


Tetapi mendadak hadirlah orang prajurit naik kuda yang tengah mabok lari kuat, dan ia membinasakan beberapa barang dari lempung (jawa) yang dijual oleh sang putri.


Putri mulai menangis, dan sangatlah takut maka dari itu ia tidak jelas mesti melakukan hal apa.


"Oh! Apa yang hendak terjadi padaku?" ia menangis. "Apa yang bisa suamiku ungkapkan perihal ini?"


Ia lari pulang dan menginformasikannya perihal kesengsaraan itu.


"Siapa orang bodoh yang menjajakan gerabah di pojok pasar di mana orang hulu mudikn?" kata pria itu. "Saat ini berhenti saja menangis. Saya pikir kamu tak pas untuk tugas biasa. Saat ini saya dapat menanyakan ke istana adakah tugas yang pas denganmu. Saya dengar kalau Raja tengah perlu pembantu dapur. Jadi imbalannya kamu dapat mendapati makanan gratis."

Putri raja saat ini jadi pelayan dapur, dan mesti ada untuk juru masak, dan untuk mengerjakan tugas yang amat kotor.


Di masing-masing kantongnya ia mengikatkan sebuah topeles kecil, di mana ia bawa pulang bagiannya dari tersisa makanan. Dan ini yang mereka tekuni.


Bertepatan pernikahan putra pertama raja dapat dirayakan, jadi wanita malang itu naik dan berdiri di dekat pintu aula untuk menyaksikannya.


Di saat seluruh lampu dihidupkan, beberapa orang nampak pakai busana yang paling cantik.


Putri pikirkan kondisinya dengan hati bersusah-hati, dan menyumpah kesombongan dan keangkuhan yang sudah merendahkannya dan membawakannya terhadap kemiskinan yang demikian besar.


Berbau santapan sedap yang dibawa masuk tercium sangatlah sedap, dan kadangkala banyak pelayan melemparkankannya sejumlah potongan makanan, yang selekasnya ia masukan ke topelesnya untuk dibawa pulang.


Lantas mendadak putra raja masuk, kenakan beludru dan sutra, dengan rantai emas di lehernya.


Itu merupakan pangeran berdagu bengkok yang nampak sangatlah ganteng.


Waktu Pangeran Berdagu Bengkok memandang putri berdiri di dekat pintu, ia menggenggam tangan putri dan membawanya berdansa.


Tetapi putri menampik, ia ketakutan, lantaran ia ingat sindiran yang sudah dilaksanakan beberapa hari lalu.


Perjuangan putri untuk menampik tak menolong.

Pangeran itu selalu menariknya ke aula.


Waktu tersebut tali yang mengikat kantongnya putus, dan topeles-toplesnya jatuh ke lantai.


Sup dan makanan tumpah berantakan di lantai.


Di saat beberapa orang memandang ini, seluruhnya orang ketawa dan mencemoohnya.


Ia sangatlah malu kalau ia lebih sukai ada seribu depa di bawah tanah.


Ia melonjak keluar pintu dan mau larikan diri, akan tetapi orang pria menyalipnya di tangga dan membawakannya kembali.


Dan di saat ia menyaksikannya, itu merupakan Pangeran Berdagu Bengkok.


Si Pangeran bercakap padanya secara ramah, "Gak boleh takut. Saya merupakan pengemis pemain biola suamimu. Untuk cintaku kepada kamu, saya menyusup. Dan saya pula merupakan prajurit naik kuda yang sudah pecahkan tembikarmu jadi berkeping-keping. Seluruhnya saya kerjakan untuk menyadarkanmu, biar tak jadi orang yang tinggi hati"


Lantas sang putri menangis dengan getir dan bercakap, "Saya salah besar, dan tak wajar jadi istrimu."


Tetapi si pangeran bercakap, "Berbahagialah. Beberapa hari jahat sudah berakhir. Saat ini kita dapat rayakan pernikahan kita."


Lantas pelayan ada dan menghiasnya dengan busana yang amat indah, dan ayahnya dan seluruhnya istananya ada dan doakan kegembiraannya dalam pernikahannya dengan Pangeran Berdagu Bengkok, dan kebahagiaan sejati mereka baru diawali saat ini.


Comments

Popular posts from this blog

Cerita Pendaki Wanita Dipeluk Figur Raksasa Hitam Dengan bulu di Gunung Gede

  GUNUNG Besar sebagai spot pendakian yang cukup terkenal di kelompok pendaki. Berada di Jawa Barat, gunung ini berketinggian 2.958 mtr. di permukaan laut (mdpl) dan ada dalam cakupan Taman Nasional Besar Pangrango. Keelokan Gunung Besar sayang tidak lepas dari cerita seram yang diletakkannya.Seringkali beberapa pendaki Gunung Besar harus alami peristiwa yang tidak dapat diterangkan oleh akal sehat. Misalnya saja Gandel, seorang pendaki wanita yang punyai pengalaman mistik saat dia berpeluang mendaki Gunung Besar bersama beberapa rekannya.Dia dan kelompok pilih lajur lewat Gunung Putri. Walau gerimis, Gandel masih tetap segera naik dari basecamp ke pos 1 pada jam 08.00 WIB.Pendakian sebelumnya berjalan mulus, hingga kemudian mereka sampai di pos 3 dan hujan juga turun dengan derasnya.Simak juga: Pengalaman Mistik Pramugari Naik Pesawat Menyeramkan Buat Bergidik"Pos 3 nih, saya yang status masih haid cukup sensi sedikit. Naik dari pos 3 ke pos 4, emosi bertambah. Karena memang huja...

Cerita Pernyataan seorang waktu jadi babi ngepet

  Babi ngepet yang berada di Sawangan, Depok menggegerkan warga Indonesia. Masalahnya praktek babi ngepet sendiri banyak yang yakini jika itu cuman dogma saja.Tetapi, ada pula yang yakini jika babi ngepet memang betul ada. Berikut pernyataan seorang pria yang dahulunya pernah lakukan ritus babi ngepet yang diambil Okezone dari kanal Youtube TH.2 TvFirman (bukan nama sebetulnya) lakukan laganya di tahun 2003. Karena tekanan ekonomi di saat itu, Firman ke satu wilayah di Jawa Barat. Di sana, dia menjumpai seorang dukun untuk diajari langkah lakukan ritus babi ngepet.Sesudah mendapatkan panduan, dukun itu arahkan Firman untuk ke sebuah kompleks makam. Di makam itu ada sebuah pusara panjang di bawah pohon besar yang nanti akan dipakai Firman sebagai lokasi ‘bertirakat' dan berpuasa.Tetapi, puasa yang ditempuh oleh Firman sedikit berlainan. Saat pagi hari, dia bisa minum air embun. Siang harinya dia bisa makan tetapi cuman beberapa kepal ketan putih saja. Lantas lanjut berpuasa kembali ...

Cerita kerajaan tuyul di gunung Suru Sleman

    Bila kita bertandang ke Gunung Suru, Sleman, sering dihubungkan dengan tuyul, tipe makhluk lembut yang bertubuh kecil seperti anak-anak. Konon di Gunung Suru ada sebuah lokasi yang jadi kerajaan oleh tuyul. Sudah diketahui, Tuyul sendiri sebagai makhluk nyata seperti anak kecil yang kerap dipiara untuk mengambil uang. Banyak orang memiara Tuyul karena ingin kaya raya dan punyai banyak harta. Salah satunya lokasi yang konon sebagai istana tuyul ialah Gunung Suru, Sleman. Masyarakat sekitaran mengenali Gunung Suru sebagai tempat beberapa orang ambil tuyul untuk dipiara, selanjutnya diminta cari uang. Jika disaksikan dari mata orang biasa, tidak ada yang spesial dari wilayah Gunung Suru ini. Cuman ada bentangan ilalang dan pohon-pohonan tumbuh di bukit batu-batuan itu. Nach, salah satunya batu itu, yang dikatakan sebagai Watu Ogal-agil. Di batu berikut disebut pusat kerajaan tuyul ini ada. Letak watu ogal-agil cukup unik, karena ada di ujung tepi tebing. Disaksikan sepintas, ...