Ryan temanku ini malam harus di larikan kerumah sakit umum sumedang karena memiliki penyakit maag parah, penyakit yang udah lama ia penderitaan. Sedang saya masa itu harus mengawasi dan temani ryan lantaran keluarga ryan segalanya tinggal di luar kota.
Nama saya Jono, saya merupakan kawan akrab ryan yang tinggal bertetangga dalam sebuah kost-an simpel kurang lebih 10 km dari RSUD Sumedang. Saat ini ryan terbujur lemas dalam rumah sakit.
Saya pernah Dengar gosip, katanya rumah sakit itu merupakan sisa tanah penyemayaman yang udah dipindah ke wilayah lain. Kurang lebih ada beberapa puluh kuburan yang di ubah. Infonya rumah sakit ini kerap berlangsung munculnya makhluk lembut yang mengerikan dan sukai memperlihatkan bentuknya waktu malam hari terlebih di lorong kamar mayat.
Waktu memberikan jam 12 malam kurang beberapa saat. Bertepatan waktu itu berbarengan dengan malam jum'at kliwon. Dokter menjaga panggilku. Ujarnya ryan harus diberi obat dan obatnya harus diambil di apotek dipojok rumah sakit ini. Terpaksa sekali dech saya harus layap dalam rumah sakit yang udah sepi ini. Keadaan rumah sakit benar-benar sangatlah mengerikan, saya harus bejalan kaki dari lorong ke lorong rumah sakit ini yang sedikit remang-remang dan dipenuhi dengan aura-aura mistik.
Sesampai dipojok rumah sakit ini, rupanya tidak satu lantas petugas apotek yang berjaga-jaga malam itu. Yang ada sekedar orang suster yang duduk di kursi depan apotek sekalian memandang tajam ke arahku. Tiada pikir panjang,langsung ku hampiri apotek itu sekalian clingak-clingukan cari petugas apotek.
''Wah, Bagaimana ini, Petugas apoteknya tak ada... Sedang temanku ryan harus dikasih obat ini malam.'' gumamku dalam hati.
Sewaktu kegugupan, kusaksikan kembali suster yang duduk di kursi depan apotek ini. Rupanya ia masih memandang tajam ke arahku dengan matanya yang melotot seakan-akan mau keluar. Entahlah mengapa, bulu-bulu kudukku langsung bergidik dan keadaan jadi kian mengerikan.
Ku buang pemikiran itu jauh lalu ku keberanikan diri hampiri suster itu untuk menanyakan.
''Sus, Petugas apoteknya ke mana sus...?'' tanyaku lambat sekalian membatasi takut terhadap suster itu.
Tetapi suster itu langsung tundukkan kepalanya dan tak menjawab sepatah katapun pertanyaanku. Tentunya saya jadi kian kebingungan menyaksikannya. Ku coba bertanya kembali terhadap suster itu.
''sus.. Petugas apoteknya ke mana..? Tanyaku lagi.
Mendadak suster itu berlagak aneh. Suster itu kembali melirik ke arahku dan tundukkan kembali kepalanya. Lantas suster itu beringsut-ingsut duduk kekanan dan kekiri seperti orang yang tengah was-was. Kedengar pula olehku desahan napas suster itu yang udah berat. Tak lama setelahnya,
Mendadak..
''ASTAGAAAA..!!''
Suster itu kian was-was dan duduknya lantas kian tak tenang. Terang saja saya kian ketakutan waktu itu.
''Jangan-jangan inikah yang diberi nama suster ngesot itu..?'' pikirku was-was ketakutan.
Ku coba kembali menanyakan.
''su..su..sus.. Kok ngak di jawab..? Pe..pe..petugas apoteknya ke..ke..ke mana sus...?'' tanyaku terbata-bata dengan bulu-bulu kuduk yang kian bergidik bagus seperti orang yang habis mengenai petir.
Lalu suster itu melihat ke arahku kembali. Terang sekali nampak parasnya yang pucat dan bola matanya yang melotot. Lantas suster itu bercakap.
''maaf mas... Resleting celananya kebuka tuch..!! Aurat mas.. Aurat..!!!'' sahut suster itu sekalian melototin celanaku dengan duduknya yang kian was-was.
''ASTAGAAAAA...!!! BARANG MISTERIUSKU TERLIHAT...!!! '' ujarku was-was memikul malu sekalian berakhir pergi.
Comments
Post a Comment