Turing gunakan sepeda motor terakhir jadi rutinitas yang banyak disenangi. Manalagi kalau dijalankan secara berkelompok. Namun bagaimana kalau diperjalanan touringitu, kita mengenyam narasi seram. Seperti dipaparkan Mas Eno, pria berasal dari Jakarta ini.
Insiden itu terjadi di tahun 2019 saat lalu. Ketika itu Mas Eno bermaksud mengantarkan Kuat, temannya sama-sama komune sepeda motor, yang mau menikah di daerah halamannya di Tenggralek, Jawa Timur. Dalam turing itu idenya ikut serta empat rekan Mas Eno yang lain. "Maka dari itu banyak lima orang yang bisa turut, mengguna 4 unit sepeda motor, seseorang membonceng," kuak Mas Eno.
Singkat kata, penyiapan turing ke Jawa Timur udah dijalankan, mulai kelengkapan pengaman sampai pemeriksaan mesin. Mereka lantas memiliki rencana kumpul di satu diantaranya SPBU. Berakhir kumpul seluruh, benar jam 22.00 WIB, mereka juga pergi secara bersamaan.
Protam keamanan dalam turing juga dijalankan. Masalah ini untuk keselamatan dan supaya tak mengacau pengendara lain. Kecepatan kendaraan juga jalan normal.
Waktu telah memperlihatkan pagi hari, benarnya jam 05.00 WIB. Kelimanya datang di Kabupaten Tegal. Kelompok lalu putuskan berkunjung di dalam rumah keluarga Mas Eno untuk istirahat sebentar. Cuma selang beberapa saat, mereka juga lantas menambahkan perjalanan. Pekalongan, Semarang, dan kota-kota yang lain di Jawa tengah dilintasinya tiada rintangan mempunyai arti. Saat masuk tempat Jawa Timur, hari mulai nampak gelap. Mereka selalu menambahkan perjalanan dengan angan-angan lekas hingga sampai dalam tempat maksud.
Tempat jam 01.00 WIB pagi buta, mereka melalui Kampung Wonosari. Situasi cuaca tengah rintik hujan. Kelimanya lalu langsung gunakan jas hujan yang udah disediakan dari rumah.
Pada situasi kecepatan tinggi, mereka tersadarkan ada seseorang pengendara yang memiliki nama Aji yang ketinggal jauh ada di belakang. Mereka lalu kurangi kecepatan benar di tanjakan yang tersohor itu. Tak lama setelahnya, sinar sepeda motor Aji mulai kelihatan.
Tapi anehnya, Aji yang ketika itu tempat ada di belakang Mas Eno nampak berteriak-teriak sekalian menunjuk mengarah Mas Eno. Mas Eno belum mengetahui benar apa yang diungkapkan kawan dekatannya itu. Tapi cuma tak lama setelahnya, mereka dicengangkan sebuah mobil yang mengenyam kecelakaan tempat di muka lajur mereka. Mereka lalu kurangi kecepatan, lalu stop.
Saat itu pada situasi grogi, Aji menyenggol kendaraan Mas Eno. Ke-2 nya lalu jatuh. Tapi tiada cedera mempunyai arti.
Tetapi, ke-2 nya dicengangkan pribadi putih yang melayang-layang dari motor Mas Eno mengarah pohon pisang, gak jauh dari tempat mereka. Mas Eno memandang terang bayang-bayang yang mendadak stop benar di atas pohon pisang. Sesaat pribadi itu serupa pocong. Memakai kain kafan dengan ikatan pada sisi kepala. Tapi pada sisi tubuh ke bawah, nampak tergerai tiada ikatan.
Situasi muka pribadi putih itu nampak hitam, mempertunjukkan sinyal tanda telah membusuk. Mas Eno yang ketika itu situasi terkejut, coba memberikan ucapan ayat-ayat Alquran sedapatnya. Demikian juga Aji, ketika itu parasnya nampak pucat.
Ternyata cuma mereka berdua yang memandang pribadi putih itu. Menurut Aji, dia udah memandang pribadi itu mulai sejak mengikut Mas Eno dari arah belakang. Pribadi itu nampak membonceng di sepeda motor Mas Eno. Aji berulangkali mengingati, tapi suaranya gak kedengar terang. Sampai sepeda motor ke-2 nya pada akhirnya bersentuhan.
Aji masih nampak ketakutan. Dia seperti malas menambahkan perjalan gara-gara trauma. Manalagi mendadak motornya gak pengen berpijar. Sehabis dikasih keterangan, Aji pada akhirnya pengen menambahkan perjalanan. Motornya lantas dikempit dua temannya. Perjalanan juga dilanjut.
"Ketika itu Aji pengen menambahkan, namun ketentuannya gak pengen ada di belakang ataupun di muka. Dia cuma pengen menambahkan dengan status di tengahnya," kuak Mas Eno.
Waktu memperlihatkan jam 04.00 WIB pagi. Mereka putuskan istirahat di muka satu diantaranya rumah masyarakat. Aji nampak masih trauma waktu memandang pribadi pocong barusan. Sejauh perjalanan dia gak banyak bercakap. Lantas kelimanya mau menjalankan sholat Subuh secara berganti-gantian di masjid yang ada di dalam samping rumah masyarakat itu. Mahfum, keadaan lebih kurang sangatlah sepi. Tiada orang ataupun kendaraan yang lewat. Rumah yang mereka pakai juga nampak tiada rutinitas. Sementara cuman satu lampu yang mencahayai rumah itu. Itu juga gak demikian jelas situasinya.
Mendadak Tesa, satu diantaranya club kelompok dicengangkan pribadi kakek tua memakai sarung tengah duduk dari sisi rumah itu. Pakaian yang dikenainya nampak compang camping. Dia nampak diam saja, sekalian menyaksikani mengarah rumah itu. Tapi Tesa gak berani dekatinya.
Tak berapakah lama, Tesa dicengangkan orang bapak-bapak yang lewat dengan jalan kaki. Pria 1/2 baya tersebut selanjutnya ajukan pertanyaan maksud Tesa ada di dalam situ. "Kami tengah istirahat sebentar, berakhir mengerjakan perjalanan dari Jakarta ketujuan Tenggralek," jawab Tesa.
Pria itu lantas mengingati Tesa dan kawan-kawan yang lain supaya tak diam di dalam rumah itu. Tesa belum mengetahui benar pengucapan pria itu. Mahfum dia memanfaatkan bahasa Jawa. Sementara Tesa cuma mengetahui sedikit bahasa Jawa.
Lalu Tesa kembali mengharap keterangan pria itu. Menurut pria itu, rumah yang mereka pakai tempat beristirahat itu adalah rumah sisa kebakaran. Insiden itu terjadi cuma selang kemarin. Seseorang kakek tua jadi korban dalam malapetaka itu.
Dengar keterangan itu, Tesa tiba-tiba kanget. Betul saja, serasi Tesa perhatikan rumah itu tampak sejumlah besarnya remuk gara-gara terbakar. Meski sebenarnya awal kalinya dia gak perhatikan itu, lantaran situasi gelap. Tesa lantas terlintas orang kakek tua yang dilihatnya beberapa menit silam. Pribadi itu nyatanya telah lenyap dari penglihatan Tesa.
Gak pengen ada soal, Tesa lalu ajak beberapa rekannya langsung menambahkan perjalanan. Manalagi desa halaman Kuat telah dekat. Tak lama setelahnya, mereka menambahkan perjalanan. Tak lama setelahnya, mereka juga datang dalam tempat maksud.
Comments
Post a Comment