Jembatan Teksas, akronim dari Tehnik dan Sastra sebagai jembatan yang mengaitkan di antara Fakultas Tehnik UI dengan Fakultas Pengetahuan Budaya UI (dahulu namanya Fakultas Sastra). Dari sini sivitas akademisa dan orang umum menyebut Teksas lantaran lebih simpel disampaikan. Juga serupa Teksas yang berada pada Amerika Serikat sana.
Jembatan Teksas ini berdiri di atas Danau Mahoni, salah di antara satu dari sejumlah danau yang berada pada Kampus Indonesia. Jembatan Teksas jadi daerah yang penting untuk mahasiswa dari Fakultas Tehnik atau Pengetahuan Budaya lantaran sama-sama mengaitkan keduanya.
Gak cuman penting untuk mahasiswa di ke-2 fakultas barusan, untuk mahasiswa UI keseluruhannya terlebih yang berada di Kutek (Kukusan Teknik), jembatan Teksas jadi jalan preferensi paling cepat yang dapat dipakai.
Loh bukan di UI ada Bikun (bus kuning) yang tiap-tiap lima belas menit sekali membawa mahasiswa dan orang umum mengitari sejumlah fakultas dan layanan di UI?
Di UI memang benar ada Bikun yang membantu mahasiswa menyentuh ke beberapa halte fakultas dan layanan umum seperti stasiun UI atau Pondok Cina. Tapi bus kuning ini cuman bekerja dari jam 7 pagi hingga sampai sembilan malam, sementara pada hari Minggu bus ini tak bekerja. Sementara kesibukan mahasiswa kadang-kadang hingga sampai tengah malam dan kadang-kadang mesti ke satu tempat pada hari Minggu.
Waktu bus kuning ini tidak sedang bekerja, mau tidak mau kita mesti jalan kaki (dapat sich sewa sepeda kuning tetapi lebih asyik kalau jalan kaki saja). Manalagi kalau kita mau ke perpustakaan, mushola, atau ke stasiun UI. Jalan kaki mencari sejumlah gedung berbata merah dengan rindangnya pohon di mana saja merupakan keasyikan spesifik.
Dan di saat jalan, harusnya saya mesti melintasi jembatan Teksas lantaran saya tinggal di Kutek (Kukusan Teknik), tempat dengan tempat kontrak yang tersohor murahnya. Dan jembatan Teksas ini tak dapat dilintasi kendaraan apa saja, cuman dapat dilintasi dengan kaki.
Di saat tengah saat pelatihan di FIB sebelumnya kuliah pascasarjana, saya terlatih jalan melintasi Teksas tiap-tiap pagi dan tiap-tiap sore. Kadang-kadang pulang malam dan kadang-kadang pergi pagi hari.
Jiwa jalanan saya yang menggebu-gebu ini, bikin saya kerap pulang malam. Sehabis pelatihan, rekan-rekan selalu ajak ke cafe di bilangan Jakarta. Pulang dari Jakarta Bikun telah tidak tak ada lantaran malam sudah terlarut.
Sebetulnya kami dapat pesan taksi dalam jaringan atau ojol demikian keluar Stasiun Kampus Indonesia tetapi rekan-rekan ajak jalan kaki saja. Manalagi pintu Kutek telah ditutup maka dari itu tak dapat dilintasi motor sementara kalau naik taksi dalam jaringan karenanya kami mesti memutar arah sangatlah jauh.
Comments
Post a Comment