Dahulu, setiap tahun di saat berlibur sekolah, kami satu keluarga pergi dari Padang ke arah Brastagi. Sebuah kota kecil di Sumatera Utara yang bersuhu sejuk. Jaraknya dari kota Medan ialah sekitaran 75 km ,yang bisa dilakukan sekitaran 2,5 jam berkendaraan. karena jalan sempit dan berliku-llku.
Di sini kami umumnya bermalam sepanjang sekian hari,untuk refreshing dan sekalian nikmati angin segar ,dan buah buahan yang banyak dipasarkan disitu.
Kami satu keluarga pergi dari Padang dengan kendaran individu,yang dikendarai oleh suami.Ini kali,selain kami berdua dan tiga orang anak anak kami yang saat itu masih SD, kami mengajak adik kami Maria dan topiknya Nur. Karena memakai kendaraan Toyota, karena itu cukup tempat dalam kendaran.
Jarak dari Padang ke Brastagi sekitaran 750 km. tetapi karena di saat itu jalanan masih sempit hingga agar bisa datang di Brastagi, memerlukan waktu sekitaran 19 sampai 20 jam.
Sepanjang diperjalanan,kami tidak bermalam. Tiap bertemu sebuah dusun ,sekitaran 3 -4 jam perjalanan, kami cari warung sekedar untuk minum kopi atau membeli makanan kecil, sementara suami istirahat sekitaran 30 menit. Kemudian kami meneruskan perjalanan. Seperti umumnya kami pergi pagi pagi dari Padang dan umumnya kami datang di Brastagi pagi hari esoknya.
Narasi mengenai Orang Bunian ini telah menjadi legenda di desa halaman kami. Orang Bunian ini, kabarnya, sebagai wanita elok yang tinggal di rimba hutan di rumah yang telah lama ditinggalkan penghuninya, karena tidak pantas huni.
Dan Rimbo Panti (Rimbo bahasa Minang =Rimba) telah populer karena benar-benar menyeramkan karena banyak ditempati oleh beberapa orang Bunian.
Comments
Post a Comment