Jika tidak alami sendiri, kemungkinan saya tidak yakin jika ada beberapa tempat mistik di bumi ini. Ada alam yang lain hidup bersebelahan sama kita. Saya menemani pelajar kelas 9 SMPN Sukorambi melakukan studi tur Yogyakarta. Kelompok tidak kurang dari 200 pelajar dan 20 guru pengiring. Hari Jum'at malam (26-04-2013) kelompok pergi dengan 4 bis ke arah Yogyakarta. Saat pemberangkatan pelajar kelihatan ria senang. Sayang tidak berjalan lama, satu-satu pelajar alami mabok perjalanan. Ada 7 pelajar di Bis 4 yang saya naiki harus dikasih bantuan seadanya karena muntah-muntah. Permasalahan tidak stop disana. Bis yang mengantarkan kelompok alami banyak masalah tehnis hingga masuk Yogyakarta benar-benar telat dari yang direncanakan. Agenda yang disiapkan panitia untuk nikmati rekreasi candi Borobudur ialah sekitaran jam 7 pagi. Rupanya kami baru datang jam 1 siang. Sesudah nikmati rekreasi candi Borobudur, kami memilih untuk langsung ke hotel karena hari telah sore dan mustahil untuk masuk ke arah tempat rekreasi lain. Kelompok datang di hotel sekitaran jam 6. Adzan maghrib telah berkemandang. Saya dan rekanan sekamar langsung mandi dan bersiap nikmati keramaian Malioboro. Pelajar terlihat senang. Kelihatan mereka benar-benar santai di Malioboro meskipun hari awal tidak sesuai gagasan. Saat sebelum larut malam semua pelajar telah berada di hotel. Sayang pelajar-siswa ini tidak langsung istirahat. Mereka justru membuat keributan. Mahfum baru pertama kalinya kumpul dengan rekan. Umumnya tidak dapat tidur. Karena lemas mengagumkan, saya dan rekan sekamar tertidur nyenyak dan tiba-tiba telah jam 5 pagi. Bangun tidur terus mandi dan makan pagi dan siap-siap diri untuk nikmati rekreasi hari ke-2 (28-04-2013). Dan sensasi terjadi. 2 pelajar, Safari dan Baihaqi, tidak ada pada tempat. Menurut rekan satu regu mereka, dua pelajar ini keluar hotel sekitaran jam 3 pagi tanpa pamit. Pada akhirnya kami menanti sampai jam 7. Siapa yang tahu mereka kembali. Tetapi yang dinanti tidak juga ada. Dibanding kesiangan, kelompok pergi ke Kraton lebih dulu. 2 guru masih tetap stand by di hotel menanti 2 pelajar itu. Sampai siang tidak terlihat tangkai hidung mereka. Kekuatiran mulai menyodok. Jangan-jangan mereka dicuri. Jangan-jangan mereka salah jalan dan tidak tahu arah ke hotel lalu dibunuh orang. Itu kekhawatiran kami. Siang makin panas. Kami putuskan minta kontribusi faksi kepolisian lakukan penelusuran. Dua guru di hotel ikut juga cari setiap pojok kota Yogyakarta. Sore hari ada telephone dari faksi kepolisian. Baihaqi diketemukan. Ia diketemukan di jalanan Malioboro seperti orang bingung. Baihaqi pada akhirnya bergabung dengan kami yang telah berada di candi Prambanan mendekati maghrib dan siap-siap pulang ke Jember. Baihaqi menceritakan jika ia pagi barusan berasa dikejar-kejar segerombolan orang dari dalam hotel. Dia usaha lari semaksimal mungkin karena takut. Sesudah jauh dia tidak ingat apapun. Dia kehilangan kesadaran sampai cuman berputar di Malioboro. Tetapi, kami belum lega. Safari sampai jam 8 malam belum diketemukan. Tidak ada pertanda di mana anak itu ada. Faksi berwajib di kota Yogyakarta aktif cari. Bahkan juga kami sampai meminta kontribusi paranormal untuk ketahui di mana Safari ada. Dan... kami patah semangat. Biarkanlah 2 guru tinggal di Yogya dan meneruskan penelusuran keesokan hari. Di tengah-tengah keputusasaan mendadak telepon pegang punya Safari yang tidak dia membawa berdering. Nomornya tidak dikenali. Pak Puji yang kebenaran menggenggam telepon itu mengusung. Dan saat itu juga muka beliau berbinar. Safari diketemukan. Ia sekarang ini telah berada di Polsek Godean sekitaran 50 Km dari pusat perkotaan Yogya. Malam itu kami jemput Safari. Di antara suka dan tidak suka. Suka karena sang anak lenyap telah kembali. Ada merasa tidak suka karena wisata ini ternodai oleh beberapa permasalahan. Esok harinya Safari diundang oleh beberapa guru di sekolah untuk bercerita kisah hidupnya sepanjang lenyap dari hotel. "Saya pagi itu bangun. Menyaksikan hotel telah sepi. Saya menduga kelompok telah tinggalkan saya. Saya lari keluar. Ada orang di muka hotel. Ucapnya rekan-rekan telah pergi ke arah barat. Sayapun lari ke barat." "Pada akhirnya saya datang dalam suatu daerah. Ada yang memberikan saya makan. Tetapi selanjutnya saya disoraki maling. Saya digebugin sampai berdarah-darah. Tetapi bingungnya saya tidak mendapati sisa cedera apa saja di badan saya saat ini" "Saya lalu larikan diri. Bertemu kembali dengan sebuah daerah. Di daerah itu saya berjumpa dengan beberapa orang tadi mukuli saya. Saya bertanya ke salah seseorang yang saya ingat benar mukulin saya. Tetapi ucapnya ia tak pernah mukuli orang. Pada akhirnya orang itu bawa saya ke polisi." "Di kantor polisi saya ingat orangtua. Dan saya mulai ingat nama hotel tempat saya bermalam. Sayapun mulai ingat jika saya tidak membawa apapun. Saya tidak membawa hape. Bahkan juga saya tidak membawa sandal. Ini kaki saya sampai melepuh karena berjalan pada terik matahari." Safari akhiri ceritanya dengan mata berkaca-kaca. Pelajar berpostur kurus ini kelihatannya masih tergoncang oleh peristiwa di Yogyakarta. Mudah-mudahan jadi makna untuk kita semua.
GUNUNG Besar sebagai spot pendakian yang cukup terkenal di kelompok pendaki. Berada di Jawa Barat, gunung ini berketinggian 2.958 mtr. di permukaan laut (mdpl) dan ada dalam cakupan Taman Nasional Besar Pangrango. Keelokan Gunung Besar sayang tidak lepas dari cerita seram yang diletakkannya.Seringkali beberapa pendaki Gunung Besar harus alami peristiwa yang tidak dapat diterangkan oleh akal sehat. Misalnya saja Gandel, seorang pendaki wanita yang punyai pengalaman mistik saat dia berpeluang mendaki Gunung Besar bersama beberapa rekannya.Dia dan kelompok pilih lajur lewat Gunung Putri. Walau gerimis, Gandel masih tetap segera naik dari basecamp ke pos 1 pada jam 08.00 WIB.Pendakian sebelumnya berjalan mulus, hingga kemudian mereka sampai di pos 3 dan hujan juga turun dengan derasnya.Simak juga: Pengalaman Mistik Pramugari Naik Pesawat Menyeramkan Buat Bergidik"Pos 3 nih, saya yang status masih haid cukup sensi sedikit. Naik dari pos 3 ke pos 4, emosi bertambah. Karena memang huja...
Comments
Post a Comment