KEJADIAN ini dirasakan dengan seorang pemuda namanya Diaz Andika waktu dia masih bersekolah. Satu waktu, Diaz bersama anak-anak sekelasnya berencana untuk turing ke rumah temannya di wilayah Cililin.Singkat kata mereka juga pergi ke arah lokasi saat pagi kira-kira jam 09.00. Jam 12.00 mereka sampai dan memilih untuk istirahat dan makan."Di situ kita hanya bermain-main saja sampai Maghrib. Setelah Maghrib, kita pamit pulang. Di sini sisi seramnya,"
Mereka memilih untuk melalui jalan yang lain pada jalan waktu mereka tiba. Sialnya, jalan pulang yang mereka lalui saat itu ialah jalan sisa longsor.Jalan itu gelap pekat karena tidak ada benar-benar lampu yang menyinari. Cuman lampu kendaraan saja yang menjadi salah satu sumber penerang jalan yang ada.Baca : Mirror Selfie di Toilet Mal, Kakak-Beradik Ini Kaget Saksikan Hasil Bidikannya!Sehubungan jalan itu sisa longsor, Diaz dan teman-teman harus extra berhati-hati, pasalnya sisi kiri jalan (status motor di kanan jalan) itu jurang. Sementara di samping kanan mereka kebun.Diaz mulai rasakan hati tidak nikmat dari sejak awalnya masuk ke jalan itu. Tidak cuman harus berhati-hati, dia rasakan udara tidak nikmat yang membuat bulu-bulu kuduknya berdiri. Sesudah melalui jalan sisa longsor barusan, mereka harus melalui jalan yang dikitari oleh perkebunan."Gelap, sepi plus dingin. Saya sendiri sebenernya malas buat nengok ke kiri sama kek kanan. Tetapi ya…dasar saya sich. Main-main orangnya. Nengok dech ke kanan," kata Diaz."Ada sang "K" ngintip dari balik pohon-pohonan. Awalannya sich saya berpikir saya salah simak. Saya coba nengok lagi… Tidak ada. Tetapi, cocok ke kebalikannya ada lho," kata Diaz.Tetapi waktu itu Diaz masih berasa jika dia salah saksikan. Saat itu juga dia terpikir oleh tuntunan guru agamanya di sekolah.
Guru agama itu pernah mengajarkannya satu bacaan doa yang bisa membuat Diaz jadi lebih sensitif pada makhluk gaib. Karena main-main, Diaz juga cobanya dan membaca doa itu
"Dan tidak nyampe sedetik saya gagalin cara tersebut. Ketika yang serupa, teman saya yang ngebonceng saya segera pancal gas sekenceng-kencengnya. Dan sampai juga di jalan raya. Dimulai dari situ, kita sudah merasa aman," kata Diaz
Saat berasa telah aman, rekan Diaz menanyakan ke Diaz apa dia membaca doa yang diberikan oleh guru agama mereka. Diaz terkejut saat temannya ketahui hal itu dan dia juga menyetujui.
Temannya juga menceritakan bila wilayah yang mereka lalui itu wilayah menyeramkan dan memberi pesan ke Diaz tidak untuk mengulang membaca bacaan itu.
"Karena dari sejak awalnya masuk ke wilayah situ saya sudah takut, automatis "Ia" jadi berani buat ngerjain saya. Dan triknya ia ngerjain saya ialah ia ngikutin sampai rumah," ujarnya.
Comments
Post a Comment