Pekenalkan namaku Aji dan cerita ini terjadi di tahun 2001, Bermula saat saya memilih untuk tidak jadi ikuti acara turing klub motor setelah hari raya idul fitri karena kekasihku Reni yang perlu jalani operasi usus buntet di salah satunya Rumah sakit wilayah yang ada di kota sukabumi.
2 hari sesudah hari raya idul fitri teman dekatku Syam bertandang kerumahku seorang diri dengan memakai sepeda motor 2 tidak, yang di mana motor itu menyengaja di modif sampai suara dari kenalpotnya cukup buat membuat siapa yang dengarnya akan berasa kecewa bahkan juga seringkali seseorang sampai emosi di baginya, Tanpa mengucapkan salam Syam masuk langsung ke kamarku lalu berbicara.
"Ji.. esok lu jadi turut turing kan?" katanya
"Insya Allah ya Syam, tetapi seperti nya gw gak dapat turut dech masalahnya cewe gw lusa ingin di operasi" jawabku
"Ah elu bagaimana sich, walau sebenarnya kan acara turing sudah kita ulas dari jauh hari mengapa saat ini hanya karena cewe lu sakit, lu sampai gak jadi turut"
Katanya kembali yang betul-betul membuatku cukup sedikit emosi waktu itu, tetapi saya tahu karakter ia seperti apakah jadi saya cuman dapat mahfum, jika saja ia bukan teman dekatku terasanya ingin ku tonjok muka nyebelin nya.
"Yailah lu Syam getho sekali sich bicara nya, Cewe gw ingin di operasi lo dan tentu ia perlu support dari gw, periode iya sich cewe nya kembali sakit semantara gw asyik-asikan turing? untuk ini kali gw meminta maaf ya gw mangkir dahulu lagian kelak tahun baru kan kita ada acara kembali" jawabku
"Gak asyik lu ah gan.. lebih mentingin kekasih dibanding teman elu mah" katanya sekalian pergi dan dengan menyengaja hidupkan motor dengan benar-benar keras
Waktu itu saya cuman diam, bukanlah saya tidak berani memberinya teguran, tetapi lagian untuk apa hanya menghabiskan waktu saja yang ada gabakalan benar ngeladenin orang yang gak punyai otak kaya ia.
Waktu itu jam memberikan jam 2 siang aku juga segera ke toilet untuk mandi karena hari itu saya janji akan temani kekasihku ke RS, Sesudah usai mandi semua berjalan mulus dan tidak ada pertanda apa saja sampai datang sesudah saya akan pergi ke arah rumah kekasihku mendadak Ponsel ku mengeluarkan bunyi sesudah ku saksikan group BBM ku sedang ramai bahkan juga sebagian dari temanku ada yang ucapkan inalilahi, karena ingin tahu ku scrol chat ke atas dan seolah tidak yakin kelihatan broadcast yang umumkan jika terjadi sebuah kecelakaan yang di mana itu ialah Syam, karena tetap tidak yakin ku kontak salah satunya temanku untuk bertanya kebenaran dari informasi itu.
"Hallo Vin, apa benar Syam kecelakaan? kok dapat sich walau sebenarnya barusan dua jam lalu Syam baru saja dateng kerumah gw..itu informasi yang anak-anak bagiin betulan tidak sich?
"Iya Ji betulan ini gw sama anak-anak ingin pergi ke RS sekaligus ingin mastiin , itu elu kembali di mana ingin sekaligus turut gak?"
"Yaudah hayu dibawa ke RS mana memang? masalahnya gw ingin anter Reni ke RS siapa tahu di RS yang serupa" ucapku
"Kata anak-anak lainnya sich dibawa ke RS B***T Ji"
"Oh jika getho sama, kalian lebih dulu saja bentar kembali gw nyusul ya masalahnya ingin jemput Reni dahulu Vin"
"Siap Ji gw nantikan disitu ya"
"Siap Vin"
Ku tutup teleponku dan segera ke arah rumah Reni, Setelah tiba di rumah Reni ia juga bertanya kebenaran informasi di group dan kami juga segera ke arah RS, Singkat kata sesampai di RS Reni mintaku untuk lebih dulu pastikan benarkah Syam sudah wafat karena kecelakaan.
"Yank..Kita simak dahulu Syam ya" katanya
"Iya sayang mari kita langsung ke UGD"
Dari terlalu jauh terlihat beberapa temanku kelihatan telah bergabung di muka ruang UGD yang langusung kami hampiri.
"Bagaimana kondisi Syam" tanyaku ke Aldi
"Syam sudah melalui Ji.. nyawanya engga ketolong" jawabannya
"Ya Allah Inalilahi Wainailahirojiun, Apa orangtuanya telah du kontak Di?"
"Sudah Ji, itu ayah sama kakak nya Syam berada di dalam kok"
"Yasudah gw ingin saksikan kedalem dahulu ya Di, dan kamu yank nantikan saja di sini sama Adi ya tidak boleh turut kedalem"
"Iya sayang saya tunggu disni"
Saya segera ke arah ruangan UGD tetapi bebebrapa dari teman-temanku merekomendasikan tidak untuk menyaksikan jasad Syam karena menurutnya saya tentu gak akan kuat liatnya, Tetapi saya benar-benar ingin tahu dan masuk langsung, kelihatan kakak nya Syam yakni teh Sinta sedang di tenangkan oleh ayah nya Syam karena menjerit-jerit sekalian menyebutkan nama Syam, Ku hampiri ayahnya Syam untuk megucapkan bela sungkawa dan minta izin untuk menyaksikan mayat Syam.
Sesudah mendapatkan izin dari ayahnya salah satunya petugas rumah sakit segera membuka kain penutup jasadnya Syam, dan apa yang saya saksikan betul-betul benar-benar membuat siapa yang menyaksikan akan bersedih, di mana kepala Syam temanku terbelah di atas kepala sampai leher yang saat itu juga membuat badanku waktu itu terasanya lemas karena menyaksikan panorama yang paling memprihatinkan, Aku juga langsung memerintah petugas RS untuk menutupnya kembali dan segera keluar ruangan UGD. Waktu itu saya cuman diam seribu bahasa karena seolah tidak yakin dengan yang kusaksikan barusan.
"Syam..Maafkan gw jika gw punyai salah" ucapku dalam hati
Reni kekasihku langsung menanyakan mengenai kondisi Syam tetapi saya tidak berani untuk bercerita nya ke Reni, tidak lama kelihatan ibu nya Syam tiba dan masuk langsung ke ruangan UGD kedengar suara jeritan Ibu nya Syam mungkin karena ibu yang mana tidak bersedih menyaksikan anak nya terbaring kaku dengan kondisi yang paling memilukan dan mengiris hati.
Sekalian menanti proses kembalinya mayat untuk dibawa kerumah duka aku juga pamit sesaat ke rekan-rekan untuk mengantarkan Reni check up dan bertanya agenda operasi Reni.
Singkat kata sesudah masalah Reni usai kamipun kembali ke arah depan ruangan UGD kelihatan mobil ambulance telah terparkir di muka ruang UGD yang hendak selekasnya bawa mayat Syam pulang kerumah duka, Tidak lama terlihat peti mati keluar ruangan UGD langsung dimasukkan di dalam mobil ambulance dan waktu itu kami mengiri mobil ambulance ke arah rumah Syam. kurang lebih 2 menit kamipun sampai di dalam rumah Syam dan selekasnya menolong petugas RS untuk turunkan peti mati,Kelihatan telah banyak saudara dan tetangga Syam yang telah menanti kehadiran mayat, Sesudah usai turunkan mayat Syam kami segera bawa nya masuk ke rumah.
Sesudah mayat Syam diturunkan kembali ibu dan sanak saudara mendiang menangis dengan benar-benar histeris, Waktu itu ayah Syam merekomendasikan untuk selekasnya mensolatkan mayat anaknya karena gagasannya langsung akan di kuburkan sore itu juga. Secara singkat sesudah proses sholat mayat usai kami juga langsung ke arah penyemayaman untuk selekasnya memendamkan mayat sesudah semua usai kami semuapun pamit dan akan tiba kembali kelak sesudah magrib karena akan ikuti pengajian atau tahlilan untuk mendiang.
Pada malam pertama semua jalan denga lancar dan tidak ada masalah atau hal aneh apa saja, Keesokannya atau Pada malam ke-2 saya tidak dapat mendatangi atu ikuti acara tahlilan karena ada masalah keluarga. Malam itu saya pulang jam 10 malam sesampai di rumah terlihat semua lampu masih juga dalam kondisi gelap karena barusan saat sebelum pergi saya lupa untuk meyalakan lampu, Malam itu saya cuman sendirian di dalam rumah karena orangtuaku bermalam di rumah saudara.
Karena tubuh berasa lekat dan gak nikmat akhinya saya memilih untuk mandi malam itu , Awalannya semua jalan normal-normal saja tetapi suatu hal ganjil terjadi saat saya barusan usai menggunakan pakaian, kedengar samar-samar di luar seakan ada seorang yang panggil namaku, awalannya saya coba bikin cuek dan tidak Tapi kembali dan kembali saat ini suara itu kedengar dari arah luar rumah kembali seakan ada seorang yang panggil namaku karena saya ingin tahu perlahan-lahan ku membuka tirai kamarku saat itu juga badanku diam terdiam karena pas di teras rumahku ada seorang sedang berdiri menyaksikan ke arahku yang menurutku tidak asing ia ialah Syam.
Saya makin dibikin ketakutan saat figur Syam perlahan-lahan merapat ke arahku dengan keadaan sama seperti yang ku saksikan barusan di ruangan UGD di mana di atas kepala sampai leher terbelah jadi dua dan kelihatan darah fresh mengucur tidak berhenti-hentinya benar-benar benar-benar menakutkan, Waktu itu saya cuman dapat termenung sekalian berdoa sebisaku dalam hati tetapi figur itu justru makin merapat, Pada akhirnya waktu itu aku segera tidak sadarkan diri dan tak ingat apapun kembali.
Comments
Post a Comment