Sebuah narasi seram tiba dari mahasiswi semester tiga namanya Awal dalam podcast Jody Aditya. Awal bercerita cerita mistiknya yang tidak pernah dapat dilalaikan.
Cerita berawal pada tahun 2017. Saat itu Awal barusan menuntaskan sekolahnya di kursi SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Orang-tua Awal, inginkan Awal untuk sekolah keagamaan yaitu sekolah boarding school Tahfidz Quran.
Hal tersebut dilaksanakan supaya Awal bisa mengingat Alquran secara baik. Awal menceritakan bila pondok pesantrennya itu ada di bawah kaki gunung dan masih dikitari rimba.
"Di ponpes ini ada dua lokasi, lokasi pertama untuk santri putri, lokasi ke-2 untuk santri putra jarak ke-2 nya lumayan jauh sekitaran 1 KM," tutur Jody Aditya, diambil Harian Massa, Minggu (19/9/2021).
Seperti pesantren-pesantren secara umum, semua santri bermalam di pondok. Singkat kata, Awal akui bila diawalnya masuk pondok tidak ada sesuatu hal aneh semua jalan seperti umumnya.
Awal satu kamar bersama tiga santri putri yang lain yaitu Alya, Nana dan Aya. Awal akui semua temannya datang dari SMP Negeri . Maka, dapat disebutkan bila mereka berempat belum juga oke dalam mengingat Alquran.
Awal baru mengingat satu juz Alquran.Sampai di Minggu ke tiga menyantri Awal memperoleh berita bila kakak seniornya ini kerap lakukan tindak bullying.
Kakak seniornya itu kerap membully anak-anak yang hafalan Alquran nya sedikitnya seperti Awal. Sampai satu sore, sesudah sholat Ashar, Awal bersama santri yang lain bergabung di mushola pondok pesantren untuk lakukan hafalan.
Tetapi, ada satu santri yang tidak tiba untuk hafalan, santri itu namanya Jihan.
"Awal dan beberapa temannya berpikir bila Jihan sedang menstruasi karena itu dia tidak tiba untuk hafalan," jelas Jody dalam Podcast horrornya.
Kelas jalan normal sampai jam 17.00 sore. Beberapa santri ada yang pilih kembali lagi ke kamar, beberapa kembali mengobrol terhitung Awal. Dia mengobrol bersama temannya di podium lantai dua mushola.
Di saat asyik mengobrol, Awal dan Alma sempat menyaksikan Jihan keluar tempat rimba dengan baju kotor penuh telur, dan terigu.
"Jihan ini kondisinya kacau-balau sekali, itu kudung dan gamisnya sarat dengan tepung dan telur, kaya orang yang sedang ultah setelah diceplokin," tutur Jody meneruskan narasi.
Jihan kelihatan sekalian menangis dan ke arah kamar mandi pondok. Awal dan Alma yang menyaksikan Jihan menangis usaha memburu Jihan. Saat usaha memburu Jihan, Awal dan Alma menyaksikan gerombolan kakak kelas barusan keluar tempat rimba.
"Di sini Awal dan Alma sudah berprasangka buruk jika Jihan jadi korban pembullyan kakak seniornya." Tutur Jody.
Singkat kata, Awal dan Alma bertandang ke toilet tempat Jihan masuk. Di situ Awal dengar Jihan menangis. "Jihan kamu mengapa?," bertanya Awal.
Alma juga turut menanyakan ke Jihan, "Jihan kamu baik saja? Saya panggilin ustadzah ya?," Alma memberikan anjuran. Namun, Jihan tidak jawab pertanyaan ke-2 temannya itu.
Simak juga: PP Muhammadiyah Menyayangkan Tindakan Penembakan Ustadz di Tangerang, Faozan Amar: Polisi Harus Lacak Habis
Jihan masih tetap menangis, sampai datang waktunya Maghrib. Alma juga ajak Awal untuk kembali lagi ke asrama. Untuk mandi dan penyiapan sholat Maghrib.
Awalannya, Awal menampik ajakan Alma dia berasa kasihan dengan Jihan yang dapat ditegaskan sebagai korban bullying.
Alma menjelaskan, kemungkinan Jihan perlu waktu untuk menentramkan diri dan akan balik kembali kelak untuk memeriksa kondisi Jihan. Pada akhirnya, Awal dan Alma kembali lagi ke asrama untuk sholat Maghrib berjemaah.
Usai sholat Maghrib, Awal dan Alma mengantre makanan. Kebenaran, ada di belakang Awal dan Alma terlihat kakak senior mereka. Senior-senior yang Awal dan Alma saksikan barusan sore. Gerombolan kakak kelas itu juga mengobrol dengan temannya.
Dia menjelaskan dianya senang sudah membully Jihan. Rupanya sangkaan Awal dan Alma betul, gerombolan kakak kelas itu tadi membully Jihan. Singkat kata, Awal dan Alma kembali lagi ke kamar.
Mereka tidak mendapati Jihan. Awal dan Alma bahkan juga cari Jihan sampai ke toilet tempat barusan sore Jihan menangis. Tetapi rupanya Awal dan Alma tidak mendapati Jihan. Mereka berdua cari ke semua tempat pondok pesantren.
Esok paginya, saat subuh, semua pondok pesantren gempar karena Jihan diketemukan menggantung diri di muka kamar mandi. "Badan Jihan diketemukan oleh dua ustazah yang inggin mengambil wudhu," tutur Jody.
Karena peristiwa itu aktivitas ngajar mengajarkan di liburkan. Mayat Jihan juga dipulangkan oleh faksi pondok pesantren ke tempat tinggalnya Jihan.
"Di sana, Awal, Alma dan rekan-rekan yang lain tidak dapat tutupi duka cita mereka," lanjut Jody.
Awal dan Alma berasa bersalah karena tidak menolong Jihan tempo hari. Secara singkat, semenjak berita kematian Jihan. Pondok tempat Awal bernaung terganggu oleh jin qorin Jihan. Jin qorin itu bahkan juga mengusik beberapa senior yang dahulu membully Jihan.
Tidak hanya beberapa senior, Awal juga turut terganggu oleh jin qorin Jihan. Awal akui satu malam dia mimpi berjumpa Jihan, dengan tatapan penuh geram Jihan berbicara ke Awal, "mengapa tidak ngomong ustazah?," bertanya jin qorin Jihan.
Awal kaget dia langsung terjaga. Juga pernah satu saat dia akan melakukan sholat malam tahajud. Salah satunya temannya, menyaksikan Awal sholat berdua. Namun, hari itu awal cuman sholat sendiri.
Karena banyak peristiwa aneh yang menerpa ponpes setelah keperginya Jihan. Faksi ponpes memilih untuk melangsungkan rukiah massal. Baru beberapa juz dibacakan oleh ustaz dan ustazah, beberapa santri banyak yang alami kesurupan.
Kesurupan massal juga tidak terelak. Faksi pondok minta santri yang tidak kehilangan kesadaran kembali lagi ke kamar masing-masing oleh ustdaz dan ustazah.
Hal tersebut dilaksanakan untuk memudahkan beberapa ustaz dan ustadzah meruqyah. Sampai jin qorin Jihan juga tiba di rukiah massal yang diselenggarakan pondok pesantren.
Ustaz juga ingin tahu dengan tujuan dan maksud jin qorin Jihan. Ustaz juga sempat menanyakan apa yang mengakibatkan Jihan masih tetap ada masalah di dunia.
Jin qorin Jihan itu kembali bercerita apa yang terjadi pada sore hari. Faksi pondok pesantren juga kaget dengan pernyataan dari jin qorin Jihan.
Esok paginya, kedengar berita bila gerombolan kakak kelas yang membully almarhum Jihan dikeluarkan dari Pondok pesantren. Peristiwa ini juga sempat menyebar keluar ponpes.
Namun, faksi pondok pesantren pilih diam untuk jaga nama baik ponpes. Sesudah diselenggarakan rukiah massal, pondok pesantren tempat Awal menuntut pengetahuan normal kembali.
Dengar rumor itu, keluarga Awal putuskan menyekolahkan Awal di sekolah biasa-biasa saja. Kemungkinan, takut bila Awal jadi korban selanjutnya.
"Saat ini Awal sudah kuliah semester tiga. Awal akui ia selalu merasa bersalah dengan Jihan sampai saat ini," tutur Jody akhiri podcast seram freaks.
Comments
Post a Comment