Tidak ada lukisan yang amat mengerikan dibanding lukisan Ramani. Suatu lukisan foto dari minyak dengan jenis gesturonisme gelap, yang melukiskan paras orang wanita tengah melotot tajam dengan mata hitam pekat. Ditambah lagi dengan kulit yang pucat serta suram; rambut hitam panjang bergelombang yang tergerai berantakan; gunakan suatu mahkota dari ranting pohon; menyeringai dingin dengan bibir merah gelap, maka dari itu bikin orang yang menyaksikannya bisa mengayalkan perihal-perihal mencekam.
Menurut info yang tersebar, lukisan itu dibikin dengan orang seniman lokal Bali yang namanya Wayan Darshan. Tapi nahasnya, ia lenyap secara mistis sehabis merampungkan lukisan itu. Tidak hanya itu, tidak ada orang yang bisa mengetahui identitas sang wanita di lukisan Ramani. Seakan-akan Wayan melukis suatu hal yang tidak kasatmata, menurut fantasi liarnya, atau juga ia udah melukis pribadi iblis.
Sehabis lenyapnya Wayan; lukisan ini sempat berulangkali berpindah tangan pemilik. Tapi, sebagian dari pemilik itu yang kehilangan bagian keluarga mereka secara mistis, atau terganggu oleh mimpi jelek yang menyeramkan. Hingga sampai kelanjutannnya, lukisan itu dipasarkan ke suatu museum seni di Jakarta Barat. Sejak itu lukisan Ramani mulai terpancang rapi pada dinding galeri museum. Ditolong dengan ada banyak narasi mengerikan yang menyelimutinya lukisan itu, maka dari itu semakin memikat perhatian beberapa pengunjung museum.
Sampai dalam suatu hari, ada orang pengunjung dari satu diantaranya sekolah seni yang mengerjakan perihal-perihal menistakan lukisan itu. Ia melemparkan lawakan yang tidak layak, terlebih waktu sang pemandu museum tengah ceritakan background dari lukisan itu. Sejumlah nasehat udah dikasihkan padanya; tetapi itu tidak membuat sadar, tapi kembali berteriak menentang kalau narasi horor itu sekedar takhayul serta ia tidak takut.
Lantas saat malam harinya, sang pengunjung itu mengenyam mimpi buruk; di mana ia ada di dalam satu daerah yang asing serta berbicara dengan pribadi wanita dengan rupa yang menyeramkan. Ia merupakan wanita di lukisan Ramani. Selanjutnya, wanita itu melepaskan kalimat sumpah terhadap sang pengunjung, dengan nada yang mengisar serta bergidikkan. Akhirnya, sang pengunjung langsung melonjak keluar dengan was-was dari alam tidur, dan terasa dianya sendiri udah ada di galeri museum yang gelap; terbujur di muka lukisan Ramani yang melemparkan tatapan durjana, maka dari itu bikin sang pengunjung menciut takut serta lari tiada arah sembari berteriak kesetanan. Walakin, kemana-pun ia lari, ia dapat selesai di muka lukisan Ramani yang kian menyeringai mengazab.
Besok harinya, beberapa penjaga museum terasa lukisan Ramani yang berlumuran cairan merah. Lantaran takut terjadi soal yang tidak dikehendaki pada lukisan tersebut; selanjutnya mereka terus mengontak faksi kuasa serta berkekuatan untuk menyelamatkannya. Sehabis dikontrol, nyatanya cairan merah itu bukan berawal dari perona minyak yang meluluh, lantaran warna di lukisan itu masih utuh. Tidak hanya itu mereka pula sadar, kalau perona minyak tidak keluarkan berbau amis, maka dari itu cairan merah itu tidak lain merupakan darah manusia.
Comments
Post a Comment