Untuk pengendara yang kerap melalui lajur pantura Subang-Indramayu, karena itu tidak asing dengan jembatan sewo. Ya, jembatan yang memiliki narasi seram ini berada benar di tepian dua kabupaten itu.
Kalau jadi perhatian, nyaris sehari-harinya jembatan ini selalu dipenuhi akan banyak pengais uang receh yang dilempar banyak pengendara yang lewat. Tidak cuman siang, dan juga dijalankan waktu malam hari. Ko dapat demikian?
Entahlah siapakah yang mulai tradisi itu dan kapan benarnya tradisi itu dijalankan. Tetapi, katanya tradisi itu telah ada mulai sejak masa Belanda.
Narasi yang berkembang dalam masyarakat, sungai di bawah jembatan Sewo ini ditinggali oleh makhluk lembut, mulai Kuntilanak, siluman buaya putih, sampai narasi perihal nyai ronggeng. Banyak pengendara yang melempar uang mengarah jalan, dikehendaki tak terganggu banyak makhluk lembut penghuni jembatan sewo itu.
"Banyak pengemudi melemparkan uang biar selamat, tak terganggu makhluk lembut," kata penduduk di tempat.
Waktu lampau, keadaan jalan dan jembatan itu sangatlah tidak baik. Tidak hanya itu di saat malam hari keadaannya gelap tiada penerang jalan. Banyak pengendara yang lewat lantas dituntut tambahan berhati-hati saat lewat. Kalau tak, karenanya dapat mengenyam kecelakaan.
Keadaannya yang sepi ketika itu, sering banyak pengendara yang lewat memandang pemunculan-penampakan makhluk lembut yang dipercayai jadi penunggu jembatan itu. Pemunculan-penampakan ini juga yang dirasa jadi yang memicu banyak pengendara mengenyam kecelakaan di tempat ini.
Comments
Post a Comment