Awalnya telah ada gagasan untuk memotong pohon beringin di Glagahwangi itu, tetapi belum dipotong pohon telah roboh lebih dulu.
Masyarakat menyaksikan pohon beringin diprediksi berusia lebih dari 100 tahun yang roboh dan tutup jalan di di Dusun Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo roboh
Masyarakat mempunyai masa lalu tertentu dengan pohon beringin tua di Dusun Paket, Dusun Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, yang roboh sesudah ditembus angin ribut, Jumat (29/10/2021) sore. Pohon itu sering jadi panduan arah sampai narasi masyarakat yang usaha membuat perlindungan pohon dari usaha pemangkasan beberapa tangkai dan akar menggantung.
Pohon berusia lebih dari 100 tahun itu awalnya berdiri kuat di simpang tiga di antara mushola dan pusara sampai pada akhirnya berserah dan roboh pada Jumat sore. Pohon itu awalannya rimbun. Tetapi, beberapa bulan akhir dedaunan mulai rontok.
Ketua RT 10/RW 06, Dusun Paket, Dusun Glagahwangi, Suwarjo, 67, menjelaskan awalnya telah ada gagasan untuk memotong pohon beringin itu. Tetapi, belum dipotong pohon telah roboh lebih dulu."Nembe mawon dirasani. Nembe golek wong motong justru wes roboh dhisik [baru saja diperkirakan untuk dipotong. Baru cari orang untuk menggunting pohon tapi pohon telah roboh]," kata Suwarjo saat dijumpai di Dusun Glagahwangi, Jumat.
Suwarjo memprediksi umur pohon itu lebih dari 100 tahun. Masalahnya saat ia mulai tinggal di Dusun Paket pada 1982, pohon beringin itu telah sebesar sebentar saat sebelum roboh. Daunnya lebat dengan akar mencolok pada beragam sisi tangkai.
Saat sebelum dedaunan beringin mulai rontok, ada beberapa orang banyak yang datang dan menggunting beberapa tangkai pohon. Tidak dikenali tentu arah orang itu tiba dan lakukan aktivitas itu. Tetapi, diprediksi mereka punya niat menggunting beberapa tangkai pohon dan akar untuk jadi bahan membuat bonsai.
Oleh masyarakat, beberapa orang itu ditegur dan menangguhkan tujuannya. Supaya tidak ada peristiwa sama, masyarakat memasangkan info larangan menggunting atau ambil sisi pangkal tangkai. "Peristiwa itu 3 bulan kemarin. Pada akhirnya anak-anak muda di sini memasangkan info supaya pohon ini turut dilestarikan," terang ia.Simak juga: Angin Ribut Libas Klaten, 4 Tiang Listrik Roboh, 1 Timpa Truk
Suwarjo menerangkan ada peristiwa aneh yang menerpa masyarakat saat melakukan aktivitas disekitaran pohon. Ia memberikan contoh saat ada kelompok saudaranya asal Grobogan yang tiba ke Glagahwangi, mereka ketidaktahuan dan cuman berputar disekitaran teritori pohon. Entahlah ada jalinan atau mungkin tidak dengan kehadiran pohon itu, untuk masyarakat pohon itu dikenali menyeramkan.
"Awalnya ada juga yang berjualan es degan di bawah pohon. Berjualannya laku. Tapi selalu tidak punyai uang. Pada akhirnya semenjak 3 bulan lalu tidak berjualan kembali. Saya tidak paham pemicunya apa," terang ia.
Masyarakat Dusun Glagahwangi yang lain, Maulana, 29, menjelaskan untuk masyarakat yang tinggal di perkampungan sekitaran pohon, beringin itu jadi panduan arah untuk tamu yang tiba di luar kota. Hal tersebut tidak lain karena pohon yang terlalu tinggi dan gampang kelihatan dari beragam lokasi.
Simak juga: Mantul, Somigo Bikinan Emak-Emak Taskombang Klaten Tembus Toko ModernBeringin itu awalnya jadi pohon paling tinggi dan paling besar dengan tinggi pohon sekitaran 15 mtr. dan keliling tangkai pohon sama dengan lima depa orang dewasa. Disamping itu, di bawah pohon beringin itu sering jadi tempat berjumpa untuk jual beli barang alias COD. "Banyak yang COD di situ. Dimulai dari berjualan sepeda motor, burung, dan sebagainya terhitung handphone," ungkapkan ia.
Comments
Post a Comment