Lebaran jadi hari kebahagiaan pada umumnya orang Muslim. Moment ini lebih banyak difungsikan umat Muslim untuk kumpul dengan keluarga serta keluarga. Tetapi bagaimana kalau hari kemenangan berakhir jalankan beribadah puasa Ramadhan itu diwarnai narasi seram. Kejadian ini mengenai orang ibu namanya Martini.
Narasi seram ini berlangsung di tahun 2002 saat lalu. Ketika itu malam mendekati Lebaran Idul Fitri. Seperti biasanya kelompok ibu-ibu umumnya, malam itu bu Martini disibukan dengan mempersiapkan kue-kue serta makanan untuk dilahap besoknya. Saat itu di luar rumah, sayup-sayup nada takbiran menggema di sudut daerah Martini.
Bu Martini ini punyai dua orang anak. Anak sulungnya namanya Bambang, berumur 23 tahun serta telah bekerja. Sementara anak ke-2 nya namanya Mula, kelas 3 SMP.
Sementara tempat tinggalnya yang simple ada benar selain gedung sekolah tua. Tapi masih bekerja sampai sekarang.
Waktu telah memberikan jam 01.00 WIB pagi hari. Ditolong suaminya, bu Martini masih disibukan dengan penyiapan keesokan hari menyongsong Lebaran. Sementara dua anaknya nampak telah lelap tertidur berakhir mengikut kesibukan takbir keliling.
Cuman selang beberapa lama, bu Martini dicengangkan dengan nada gadung dari gedung sekolah dari sisi tempat tinggalnya. Meski sebenarnya telah dua minggu ini, sekolah itu tengah liburan, maka dari itu tiada rutinitas apapu. Dia lantas gak pengen mengambil pusing dengan nada itu.
Tak lama setelahnya, suaminya mohon pamit mau tidur lantaran hari telah tengah malam, lantaran besok paginya mesti bangun pagi untuk menjalankan sholat Ied. Sementara bu Martini balik ke dapur menyesaikan tugas tempat tinggalnya.
Satu satu kue yang dia membikin mulai sejak sore hari, dimasukkan ke topeles. Lantas diletakkan di meja tamu yang awal kalinya telah dirampunghkan.
Comments
Post a Comment