Bangunan bekas tamasya air atau waterpark di wilayah Lembah Puteri Kampung Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran menaruh narasi mistik. Ruangan sisa tempat liburan yang ada di dalam bawah bukit serta benar dipinggir pantai itu, diyakini beberapa masyarakat ditempati makhluk gak kasar mata.
Narasi seram yang katanya berlangsung dalam tempat itu merupakan suara ramai seperti keadaan kolam renang. Tawa serta jerit anak-anak yang tengah berenang, kerap kedengar di saat-saat tersendiri.
"Pernah samar-samar kedengar suara seperti keadaan waterboom saja. Suara anak-anak getho, suara air tumpah," kata Samin (35), masyarakat Kampung Wonoharjo Pangandaran.
Diakuinya mengenyam itu sewaktu memancing di kitaran muara Putrapinggan. Jarak tempat Samin memancing dengan tempat water park itu meski sebenarnya lumayan jauh, lebih kurang 500 mtr..
"Wah telah lama peristiwanya, sebelumnya Corona. Saya mancing hingga sampai malam, kedengar suara sesuai itu, langsung berpindah. Seram pula, tidak kuat bertahan lama-kelamaan," kata Samin.
Samin berkata kejadian mistik di kitaran bangunan bekas water boom itu telah tersohor di beberapa orang. "Banyak yang mempunyai pengalaman seram di water boom itu. Dahulu kan pernah jadikan acara tempat tes nyali. Coba saja periksa di YouTube, banyak yang membikin video seram, berencana ada kesana," kata Samin.
detikcom coba mencoba mengunjungi tempat itu di Kamis (14/10/2021) petang. Jalan masuk ke wilayah itu gak jauh dari Lembah Puteri Kampung Putrapinggan. Putrapinggan merupakan tempat kampung sebelumnya datang di pantai Pangandaran, wilayah jalan lempeng sehabis lewat jalanan berliku-liku rimba Emplak.
Kesan-kesan mengerikan langsung mencekal di saat hingga sampai di bangunan terlantar itu. Bagian-bagian badan bergidik. Tidak tahu lantaran sugesti seram yang telah menempel di kepala atau lantaran embusan kuat angin laut.
Bangunan-bangunan yang hancur, kolam yang mangkrak, rumput liar serta beberapa suara binatang di atas bukit bikin nyali menciut. Keadaan sunyi serta perasaan takut tersedianya reptil berbisa, makin membikin keadaan gak nyaman lama-kelamaan orang diri dalam tempat itu.
"Tutupnya lebih kurang tahun 2010 atau 2011, mulai sejak waktu itu bangunan ini didiamkan terlantar. Gak diurusi oleh pemiliknya," kata salah orang masyarakat perkampungan yang jaraknya lebih kurang 500 mtr. dari tempat.
Pria separuh baya itu gak senang dicatat namanya, cuma karena ia punyai pengalaman serta pikiran yang tidak sama dengan kesimpulan banyak orang terkait wilayah bekas waterpark itu.
"Sepanjang saya tinggal di sini belum sempat dengar atau memandang perihal-perihal mistik atau mencekam. Juga suara ramai seperti anak-anak berenang pula belum sempat, meski sebenarnya rumah saya tidak jauh sangat," ujarnya.
Ia mengaku bangunan itu pernah jadikan tempat shooting tes nyali serta acapkali dikunjungi banyak YouTuber buat bikin kontent seram.
"Kerap jadikan tempat shooting. Itu mah hak mereka pengen ujarnya banyak hantu atau apa saja. Yang terang saya belum sempat mendapati apa yang mereka kejadiankan. Masyarakat di sini biasa saja," ujarnya.
Ia pula berkata wilayah itu kerap dikunjungi oleh anak-anak muda, yang semata-mata bermain-main serta jadikan tempat hunting photo. Tapaknya dapat nampak dari banyak coretan atau vandal di seluruhnya sisi bangunan.
"Kadang juga ada yang berencana sejumlah foto, bawa camera sangat besar, wanita cantik-cantik," ujarnya.
Menurutnya tempat wisata ini bekerja gak hingga sampai dua tahun. Meski sebenarnya sebelumnya tutup serta tersisa bangunannya didiamkan mangkrak, wilayah ini jadi lokasi tamasya yang cukup ramai oleh pengunjung. Bagaimana tidak, water park ini sangatlah unik lantaran ada di dalam pinggir pantai. Paduan tamasya produksi dengan tamasya alam ini, berikan pengalaman yang tidak sama.
Comments
Post a Comment