Kalian masih ingat perihal satu diantaranya korban lenyap di gunung piramid? Iya ia merupakan Thoriq, remaja yang anyar saja lulus SMP. Thoriq mendaki gunung bersama dengan ke-3 temannya, seluruh nyata tak mengira kalau masa itu merupakan pendakian paling akhir buat mendiang Thoriq
Kejadian kesempatan ini dikisahkan langsung oleh informan kita: RIZKY
ia merupakan kawan akrab, rekan ekelas sekalian rekan yang mengerjakan pendakian bersama Thoriq waktu itu.
Yok baca lengkapnya,
Seperti biasanya narasi ini gunakan poin of view orang ke tiga
Bismillah kita awali
Waktu itu benarnya dalam hari minggu tanggal 23 Juni 2019 Thoriq, Rizky, Syafril, dan Pungky menetapkan untuk naik ke gunung piramid bondowoso, mereka tak tahu bakal ada momen yang tidak terlewatkan yang dapat mereka alami.
Singkat kata mereka telah bergabung dalam rumah pungky dan ketujuan minimarket untuk penuhi kebutuhan logistik, ‘ayok cuss' jam 7 pagi mereka pergi ke piramid dan langsung memercayakan motor.
Keadaan pagi hari itu sangatlah ceria, seakan menyuport mereka untuk mendaki, mereka lagi jalan ketujuan pos 1, Rizky ada di dalam status amat depan, diikuti yang lainnya. Diperjalanan mereka sempat ambil beberapa poto selfie sambil menusukti kemegahan alam. Hingga sampai di pos 1 mereka memandang saluran air yang paling jernih
Thoriq: weh ada sungai kecil tuch, turun yuk
Pungky: gaskeun
Mereka turun ke saluran air itu sekedar utk basuh mukaMereka juga pernah ambil minum untuk cadangan, waktu itu sebetulnya banyak pendaki tapi di pos 1 mereka tak berbicara dgn pendaki lain.
Jam 7.30 WIB mereka jalan kembali ketujuan pos 2, tetap dengan candaannya
Thoriq: Eh Riz, videokan donk
Rizky: oke bos
Rizky juga sempat memvidio thoriq dan rekan-rekan yang lainnya, perjalanan ketujuan pos 2 mereka aman saja,
Jam 11 siang baru mereka hingga sampai di pos 2, lajur ketujuan pos 2 meskipun agak miring tapi banyak tanjakan. ‘hati-hati bro' titah Rizky dari mereka.
Antara beberapa kawannya cuman Rizky yang sangat banyak mendaki gunung itu, ya terhitung telah 5x an lah. Balik lagi mereka istirahat di pos 2, mereka ngobrol-ngobrol seperti biasanya, dan lanjut ketujuan batasan vegetasi
Di pos 2 mereka mendapati batu besar yang di cengkam dengan akar pohon yang dari sana diwajibkan menyimpan rokok,
Rizky: eh di sini disini lu di letakkan rokok gih
Syafril: Lah untuk apa?
Rizky: sudah letakkan saja
Thoriq: sudah kelak pulangnya saja
Sebetulnya rizky pula kurang tahu pertimbangannya apa, yang terang ujarnya supaya aman saja, tiada mengacuhkan itu mereka lagi lanjut ketujuan batasan vegetasi. Lebih kurang jam 1 siang mereka hingga sampai di batasan vegetasi
Toriq: ini pengen lanjut muncak nggak?
Rizky: yaudah bagaimana, ini kita tak membawa senter
Thoriq: yaudah lanjut namun gak boleh lama-kelamaan seramnya kemalaman di trek
Pada akhirnya mereka menetapkan untuk naik ke pucuk lebih kurang jam 2 siang, thoriq ada di dalam status amat depan diikuti pungky, syafril, dan rizky. Syafril waktu itu sangatlah kelelahan dan tak dapat untuk lanjut.
Syafril: kalian lanjut saja dah, gw istirahat di sini saja penat sekali
Thoriq: ah yang benar fril,
Syafril: iya,
Sebetulnya mereka bertiga kebingungan lantaran situasi syafril pula tak mungkin untuk didesak lanjut
Pada akhirnya mereka bertiga lanjut kembali ke pucuk, waktu itu mereka hingga sampai di punggung naga, lajur yang tersohor sangatlah ekstrim lantaran kanan kirinya merupakan jurang, di sana mereka bergurau, juga sempat lempar-lemparan batu mengarah jurang
Mereka lagi jalan ke pucuk, waktu itu status thoriiq ada di dalam amat depan, rizky amat belakang, mereka lagi jalan sampai tidak berasa sudah tiba di pucuk
Thoriq: yeah, sampailah kita di sini yuhuu
Pungky: edan elok benar pucuk piramid benar-benar
Dari sana mereka sejumlah foto, video-vidio dan sebagainya, lantaran rancangannya masa itu untuk video sunset tapi tak jadi lantaran kasihan sama syafril yang menanti di bawah, sehabis bahagia nikmati pucuk pada akhirnya mereka pergi turun ‘turun yuk, kasian syafril sendirian'
Di perjalanan turun waktu itu status thoriq masih amat depan, lajur turun sangat juga berlebihan kanan kirinya jurang sementara juga banyak tanjakan-tanjakan yang mesti dilewati
Di perjalanan turun jarak mereka sedikit renggang lebih kurang 15m, dari lajur yang curam dan jarak yang cukuplah sang thoriq jadi lari
Pungki: Riq ati-ati
Thoriq: Sudah yang perlu yakin diri saja
Waktu itu dibarengi kabut yang paling tipis, mereka mesti meningkatkan kesiagaan, waktu itu Rizky dan Pungki jalan membelakangi lajur sebab banyak sekali tanjakan namun juga kabut yang kurangi jarak pandang mereka
Rizky yng tak berencana melihat jadi memandang Thoriq yang jalan cepat juga anak itu jadi lari kadangkala ia melonjak karena barangkali mengelit batu-batuan ‘Riq ati-ati woy', suara Rizky balik lagi tidak digubris
Karena sangat konsentrasinya Rizky sama Pungki, remang-remang mereka berdua dengar suara Syafril yang ada di bawah
Syafril: woe mana Thoriq tuch
Wah ini sang thoriq resek sekali, kayaknya ia bersembunyi dibalik batu, ‘Riq keluar lu gak boleh main-main' Rizky dan Pungki lagi cari kehadiran Thoriq ditengah-tengah kabut yang kian tebal
Pungky: Ah gak boleh bergurau dech Riq, lu di mana sich?
Rizky: Riq.. Thoriiqqqq
Rizky memandang seputarnya kayaknya thoriq memang tidaklah ada dari sana, saat mereka berdua mulai mengerti hal demikian, badan ke-2 nya meremang ‘gak kemungkinan kan Toriq di mencuri sama makhluk lembut?'
Rizky dan Pungki langsung ketujuan Syafril, meteka mengharapkan toriq sudah tiba dari sana, tapi saat mereka berdua datang syafril masih sendirian
Rizki: Loh Toriq belum hingga sampai?
Syafril: Malah itu, gw sangka ia dengan elu, barusan gw tonton Thoriq lari dan itu cepat sekali, lagi mendadak lenyap
Waktu itu pula mereka alami hati hawatir namun juga takut, satu diantaranya rekan mereka lenyap tiada tapak, mereka tak pikir untuk turun langsung, malah waktu itu mereka jadi menetapkan untuk cari kehadiran Thoriq
Adzan magrib bergaung meningkatkan rasa was-was mereka, tidak berasa air mata mereka turun, dan langsung kembali ke pucuk untuk cari Thoriq
Rizky: Kembali ke pucuk, kita pastiin dahulu
Waktu itu mereka cari, kembali telusuri pucuk ditengah-tengah kabut dan hari yang kian gelap, tapi toriq tidak juga ditemui, pada akhirnya mereka kembali berkomunikasi
Pungky: bagaimana nih? Toriq tiada
Rizky: kita turun dahulu buat memohon kontribusi sekalian memberinya berita ke orangtua thoriq
Mereka jalan turun dengan membatasi perasaan sedih, malam datang gelap mulai menyongsong mereka, ‘inget jangn tergesa, kita mesti selamat hingga sampai di bawah,' ditengah-tengah situasi yang sesuai itu pemikiran mereka mulai rusuh namun mereka jangan salah cara
Rizky, Syafril dan Pungky lagi jalan turun dengan berhati-hati lantaran minimnya sinar malam itu ditambahkan kabut yang masih menyelimutinya cara mereka, nada burung meningkatkan kesan-kesan spesifik, sampai tidak berasa mereka hingga sampai di batasan vegetasi
Dari sana mereka brdiskusi kembali
Comments
Post a Comment